Billal melajukan mobil nya, ia mengantar Arumi pulang, suasana hening kembali. Tiba Tiba Billal bertanya sesuatu.
"Lo tau kan kenapa pilih cincin perak?" ucap Billal yang masih menatap jalan padat di depan nya.
"Iya, karena laki laki gak boleh pakai cincin emas, jika menggunakan nya maka akan haram bagi nya, jadi agar sama, kita pilih cincin perak saja" ucap Arumi dengan menjelaskan panjang kali lebar.
"Betul, lo kenapa tadi di sebrang?" ucap Billal yang seketika mengingat kejadian Arumi menangis itu.
"Gua gak bisa menyebrang jalan" ucap Arumi polos.
"Hah?! Beneran?" ucap Billal dengan sangat terkejut, tawa nya tak bisa di tahan lagi, hingga tawa itu mengudara dengan cepat.
"Iih seneng banget tertawa di atas penderitaan orang" ucap Arumi dengan wajah cemberut
"Iya iya maaf" ucap Billal dengan berhenti tertawa
Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhir nya mereka sampai di rumah kediaman Rezeta. Arumi turun dari mobil itu. Ia langsung melangkahkan kaki nya masuk, tanpa tersenyum atau pun mengucap kan apa apa.
"Yaelah terima kasih juga enggak ni orang" ucap Billal dengan menatap wanita itu berjalan dari belakang.
Billal langsung melajukan mobil nya kembali. Hujan mulai turun dengan awan mendung. Hari ini adalah hari mereka berdua bertemu.
[Kediaman Athaillah]
Billal pulang dengan paperback di tangan kanan nya, semua orang yang sedang bersiap untuk makan malam melihat Billal pulang segera menghampiri nya. Mereka berdiri di ruang makan itu.
"Bagaimana cincin nya? Dapat?" ucap mereka
"Iya" ucap Billal memberikan paperback itu kepada Danish.
Danish pergi ke kamar nya untuk menyimpan cincin itu. Dan kembali lagi ke ruang makan elegan serba putih itu.
"Gimana? Cantik kan pilihan abi?" ucap Danish menepuk pundak anak nya.
"Billal mau mandi dulu abi, gak ada komentar" ucap Billal menghindar pertanyaan dari Danish dengan pergi ke kamar nya.
"Katakan saja jika kau suka, gak usah malu malu lah" ucap Danish menggoda anak nya
Semua orang di sana tertawa melihat tingah ayah dan anak itu. Tak ada yang bisa membedakan sifat mereka berdua.
[Kamar Billal]
Billal mengambil pakaian di lemari nya, ia segera pergi mandi, dan setelah itu ikut bergabung makan malam, perut nya sangat lapar karena tak makan dari tadi siang.
Seketika Billal tertawa terbahak bahak bagaikan orang gila. Tawa nya itu di sebabkan perkataan Arumi tadi yang masih terngaing ngaing di pikiran nya.
"Gua gak bisa menyebrang jalan"
Kata kata itu yang menggelitik perut nya. Membuat rasa lapar itu tiba tiba hilang, memang jahat sebenar nya jika tertawa di penderitaan orang, namun apa boleh buat.
"Arumi.. Arumi" ucap Billal menggelengkam kepala nya.
Setelah mandi, Billal memakai apakaian nya, ia mengenakan kaos putih polos dengan celana pendek selutut berbahan kain. Ia segera pergi ke ruang makan untuk makan malam.
[Kediaman Rezeta]
"Nyebelin banget sih tu orang!" ucap Arumi duduk di pinggir tempat tidur
"Awas aja, nanti gua geprek!" ucap nya lagi dengan menendang nendang angin.
"Arumi ayo makan malam dulu" ucap Fatmah memanggil anak nya.
"Iya ma"
Arumi yang sudah mandi dan mengganti pakaian dengan baju pyima panjang pink, turun menuju ruang makan.
Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul bersama, Arumi siap siap di tanya habis habisan oleh mereka. Ruang makan berwarna dominasi putih kream dengan lampu kristal di atas yang tergantung akan menjadi saksi bisu.
Arumi duduk di samping kakak nya, pembicaraan mereka di mulai dari sekarang."Gantengkan?" ucap Musab tiba tiba
"Hm" ucap Arumi dengan tersenyum kepalsuan menghiasi raut muka nya.
"Bagus deh kalau suka" ucap kak Afnan terkekeh
"Oh ya istri kakak kapan pulang?" ucap Arumi mengalihkan topik pembicaraan.
"Besok pulang" ucap kak Afnan tersenyum
Risa Rezeta nama nya, ia adalah seorang pramugari cantik, ia sedang melakukan perjalanan ke tokyo.
"Bagaimana cincin nya? Papa mau lihat" ucap Musab penasaran.
Arumi menunjuk foto cincin itu pada ayah nya, ia saat itu sempat memotret cincin itu sebelum di bawa oleh Billal pulang. Arumi melanjutkan makan malam nya.
"Wah.. Cantik.. Papa gak pernah lihat yang seperti ini selama zaman papa dulu" ucap Musab terkekeh
"Pa.. kan zaman papa masih jadul" ucap Arumi dengan tertawa
"Sejadul jadul nya zaman papa, tapi menurut papa zaman papa lah yang paling keren" ucap musab menyombongkan diri
"Iya pa.. " ucap kak Afnan tak mau ada adu mulut di meja makan ini.
"Papa kan masih sakit jadi jangan banyak ngomongin hal hal macam macam dulu ya, sudah itu minum obat" ucap Arumi sebelum papa nya berbicara tentang Billal.
"Oh ya besok kamu jenguk Billal, ajak dia fitting baju untuk pertunangan, akad nikah, dengan resepsi pernikahan ya, kalau masalah catering dan tempat untuk melaksanakan biar urusan orang tua" ucap Musab lagi
"Hah?! Gak mau ah pa.." ucap Arumi cemberut
"Eeh ayo dong demi papa.." ucap Musab dengan memasang muka sedih
"Pa.. " ucap Arumi kesal menatap wajah sedih itu
"Please..." ucap Musab memohon dengan mengepalkan kedua tangan nya.
" iih.. Iya deh.." ucap Arumi kesal dan langsung pergi membawa piring kotor nya ke dapur.
👑👑👑
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan [END] ✔
Любовные романы[Follow dulu sebelum baca] Belum revisi!! Nikah? Lewat perjodohan? Itu yang harus mereka alami. Ini cerita kehidupan pernikahan mereka. Kata semua orang, cinta karena paksaan tak akan bertahan lama, cinta karena perjodohan itu rapuh, entah apakah it...