"Non gak kerja hari ini?" ucap salah satu pembantu di rumah Billal, bik laras
"Lagi ada urusan bik, siang nanti baru kerja" ucap Arumi menyeduh teh di cangkir nya
"Oo" ucap bik laras
Mungkin bik laras sedang memikirkan apa yang terjadi saat itu. Ia merasa kasihan kepada Arumi, biasa nya hubungan Billal dan Arumi sangat hangat, sekarang malah menjadi dingin seperti es saja. Lagi pula para anggota keluarga yang lain nya belum tau masalah ini.
"Sudah siap!" ucap Arumi semangat dengan mengemasi seluruh tempat bekal makanan itu dan memasukan nya ke dalam tas kain di atas meja makan.
"Bik.. Arumi pergi dulu ya, kalau orang rumah nanya, kasih tau bahwa saya lagi ke kantor Billal" ucap Arumi lalu pergi dengan menenteng tas itu.
Arumi berencana membawakan bekal makan siang untuk Billal, mungkin dengan ini kemarahan Billal akan berkurang.
Arumi melajukan mobil nya menuju kantor Billal. Ia berdoa semoga Billal menyukai masakan nya itu.
"Permisi, saya mau bertemu suami saya" ucap Arumi kepada karyawan kantor Billal
"Oo sihlakan bu, bos ada di ruangan nya" ucap karyawan itu
Arumi berjalan menuju ruang kerja Billal, ia menyusuri setiap lantai kantor besar itu. Saat ia berdiri di depan pintu ruangan Billal, ia seperti gugup dengan wajah seketika memucat. Arumi seakan trauma jika bertemu dengan Billal.
"Tok.. Tok.. Tok.." bunyi ketukan pintu sebelum ia masuk
"Masuk" suara Billal menggema setelah nya
"Bismillah" ucap Arumi dan langsung melangkah masuk ke ruangan itu.
Billal langsung menatap Arumi yang sudah berada di dalam ruangan nya. Billal memasang muka datar, tak ada senyum menghiasi wajah nya lagi.
"Kenapa lo ke sini?" ucap Billal sekejap saja dan langsung memusatkan perhatian nya lagi ke komputer.
"Gua bawa bekal makan siang untuk lo nanti" ucap Arumi berjalan menuju meja Billal
"Gak usah, gua bisa makan di kantin" ucap Billal dengan sikap dingin
"Huuuh" Arumi mengambil nafas panjang dengan pelan
"Nih dimakan ya" ucap Arumi sambil meletakan bekal itu di atas meja dekat sofa
"Bawa pulang aja" ucap Billal dengan masih terpusat pada komputer nya
"Gua tadi buatin makanan kesukaan lo" ucap Arumi dengan memasang senyum palsu, ia sudah tak tahan dengan sikap Billal selama ini
"Gak" ucap Billal singkat
"Dimakan ya, mubazir loh kalau gak di makan" ucap Arumi menatap wajah Billal
"Gak" ucap Billal lagi
"Gua letakan sini aja ya" ucap Arumi menganggak bekal itu dan memindahkan nya ke meja kerja Billal
"Lo bisa ngerti kata enggak?!! Bawa pulang aja sana!!" ucap Billal menepuk meja nya dengan keras
"Nih dimakan ya" ucap Arumi berusaha keras agar makanan yang sudah susah payah ia buat agar di terima
"Budek ya lu!! Gua kagak butuh makanan buatan tangan kotor lu itu!!" ucap Billal dengan langsung menepis bekal yang ada di depan nya
Hal itu membuat bekal makanan yang sudah di buat Arumi terjatuh, semua makanan di dalam nya berserakan di lantai. Seluruh kerja keras Arumi terbuang sia sia.
"Tolong panggilkan OB ke sini!" ucap Billal dengan menelepon salah satu karyawan nya.
Arumi hanya terdiam dan terus menatap makanan yang sudah berserakan itu. Ia sangat terkejut dan sedih dengan apa yang di lakukan Billal.
"Cepat lo pergi dari sini!! Jangan ganggu gua!!" ucap Billal dan langsung kembali duduk di kursi kerja nya
Air mata Arumi seketika mengalir, ia sudah tak tahan dengan perilaku itu. Arumi langsung berlari meninggalkan ruangan Billal sekaligus kantor yang ia datangi ini.
Arumi berjalan menuju tempat ia memarkirkan mobil nya, ia berjalan dengan tatapan kosong, ia berjalan tak menghiraukan keadaan sekitar. Ia melamunkan hal yang tak penting.
"Rum?!" ucap seseorang menepuk pundak Arumi
Seketika lamunan Arumi itu bubar. Ia menatap orang di depan nya. Orang itu adalah Nasyifa.
"Lo kenapa?" ucap Nasyifa
Nasyifa kebetulan lagi ada wawancara di sekitar sana, ia tak sengaja melihat Arumi melamun sambil berjalan tak stabil.
"Bekal gua.. Bekal gu-aa... Di bu-ang Billal!!" ucap Arumi histeris dan langsung menangis
"Hah?!" ucap Nasyifa terkejut
Nasyifa saat itu langsung memeluk tubuh Arumi, ia tau apa rasa nya jika di perlakukan seperti itu.
"Biar gua kasih pelajaran tu orang!"
batin NasyifaNasyifa mendudukan Arumi di kursi pinggir jalan itu. Lalu Nasyifa pergi sebentar untuk membeli minum. Arumi duduk di sana dengan isak tangis yang menggebu.
"Nas.. Billal makin marah sama gua.." ucap Arumi dengan tangis nya yang menjadi jadi
Nasyifa hanya bisa mendengarkan, ia tak berani berkomentar, ia kurang mengerti dengan masalah seperti ini. Tapi satu hal yang ia ketahui, yaitu...
Billal yang membuat semua ini menjadi rumit, seharus nya ia mau mendengarkan perjelasan Arumi sejak awal, maka semua nya tak akan menjadi seperti ini.
"Lo bisa pulang sendiri?" ucap Nasyifa menggenggam erat tangan teman nya itu
Arumi mengangguk pelan, lalu ia pergi menuju mobil nya. Sedangkan Nasyifa masuk ke kantor Billal setelah Arumi melesat pergi.
"Dimana bos kurang ajar itu?!!" bertak Arumi kepada semua orang yang ada di sana
"Bu.. Jangan buat keributan di sini" ucap satpam yang melihat kejadian itu
"Bukan gua yang ngajak ribut!! Tapi bos kalian!!" ucap Nasyifa kesal dan langsung berlari mencari ruang kerja Billal.
Lalu Nasyifa menemukan ruangan yang ia cari. Ia masuk tanpa basa basi. Ia menatap Billal kesal yang sedang duduk manis di sofa itu.
"Brengsek lu!!" ucap Nasyifa dan langsung menampar wajah Billal keras hingga berbekas merah di sana.
👑👑👑

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan [END] ✔
Romance[Follow dulu sebelum baca] Belum revisi!! Nikah? Lewat perjodohan? Itu yang harus mereka alami. Ini cerita kehidupan pernikahan mereka. Kata semua orang, cinta karena paksaan tak akan bertahan lama, cinta karena perjodohan itu rapuh, entah apakah it...