Bab 11 ⭐ Peduli Meski Gengsi

308 32 1
                                    

Jason dan dua saudaranya masih saja duduk diruang tengah sambil menikmati minuman teh kotak milik masing-masing pemberian Zefha. Evan sempat bertanya pada Jason apakah Ia tau sesuatu soal Zefha. Jason menceritakan semuanya hal yang Ia tau dan Ia dengar termasuk isi dari chat-chat Zefha dengan Revan yang sudah ada Ia baca. Tentu saja Evan dan Bryan sama-sama merasa terkejut.

"Kasihan dia Ko"
"Tapi Gue lebih kasihan sama Lo deh Je"
"Kok Gua, Ko?"
"Iya, kasihan amat sih Lu jadi cowok"
"Kok gitu! apa hubungannya sama Gua coba?"
"Jelas ada!? Lo kenapa suka amat pake cara ribet padahal simple aja Lo bisa!?"
"Apaan sih maksud Lo Ko!?"
"Lo pikir Gue gak peka? sikap ketus dan sok cueknya Lo itu sama si Zefha selama ini maksudnya apa!?"
"Apa emangnya?!"
"Ada maksud terselubung pastinya"
"Apaan sih, kagak!?"
"Atau mungkin, Lo nya sendiri yang mungkin belum ada menyadari itu"
"Kagak Ko, Gua cuma kasihan aja sama Dia, beneran deh"
"Ah masak?" ledek Bryan.
"Tapi..."
"Naaah, tapi nya ini tanda tanya besar" gerutu Evan.
"Dia sosok cewek beda jauh sama si Chaca dan mantan-mantan Gua yang dulu-dulu ya Ko"
"Hayolooo" tambah Bryan lagi.
"Baru nyadar Lu, Je? ya jelass beda jauuh lah?"
"Iya Ko, Zefha itu wanita yang gak gampangan dia nya, terus Zefha juga seterima itu gak ada mandang materi sama sekali, beda jauhkan sama si Chaca, buktinya? si Chaca lebih milih ngejar si Azwar itu karena memang materinya yang dipunya lebih mapan dari Gua!"
"Tapi sayangnya, cewek yang baik begitu malah dapet suami yang kurang menghargai pengorbanannya Dia ya Je"
"Iya bener itu Ko"
"Hidup memang suka sekali mempermainkan peran  masing-masing bertolak belakang dengan karakternya" gerutu Evan.
"Eh iya.. bukannya tuh cewek lom ada makan dari pagi ya?" gerutu Jason.
"Iya, kenapa emangnya Je?"
"Lu disini dulu aja Ko, biar Gua keluar beliin Dia makan, ntar kalau gak gitu, siapa yang bukain pintunya coba, kan Gua gak tau password apartemen ini"
"Ah masak?" ledek Evan.
"Heh Ko, apaan maksud Lo Ko?"
"Gue yakin tadi Lo ada liat dan hafalin kan passwordnya?!" ucap Evan dengan mata menyelidik kearah Jason.
"Dih, Lu kali Ko yang ada liat dan hafalin!?"
"Kalau Gue sih emang iya langsung nyantol diotak Gue, haha"
"Nah Loh! tapi.. meski ada Gua tau juga, ya gak lucu tha Ko, jamblang gitu masuk seenaknya, ntar Zefha pikirannya macem-macem" gerutu Jason nerocos begitu saja.
"Nah loh!? kepancing dia nya haha" sahut Bryan.
"Apaan sih!?" Jason masih gak sadar dengan ucapan Bryan yang menyindirnya.
"Katanya gak liat dan gak hafal? kok barusan bilang tau? hmm?" terang Evan.
"Ah itulah pokoknya" gerutu Jason sambil bangkit kemudian pergi keluar sendirian membelikan makanan untuk Zefha.

"Ko"
"Apa Bry"
"Menurut Lo, si Jason itu kenapa ya Ko?"
"Kenapa? kenapa gimama maksud Lo Bry?"
"Sebenarnya si Jonson itu ada rasa suka gak sih sama si Zefha? kok Gue rasa, si Jason pedulinya lumayan berlebihan gak sih sama si Zefha hari ini?"
"Gue juga masih belum bisa menyimpulkan apa-apa sih Bry, sama sikap peduli tersembunyinya Jason itu"
"Tapi seorang Jason jarang lho Ko, sepeduli itu sama cewek, kalau dia benar-benar gak ada rasa atau simpati yang lebih?" terang Bryan.
"Iya juga sih, tapi bisa juga kan ya, kalau sikap pedulinya itu cuma rasa bersalahnya aja karena udah lancang ada gituin si Zefha"
"Benar juga sih, dan mungkin Jason juga kasihan sama posisi Zefha sama suaminya ya Ko"
"Nah iya" balas Evan singkat.

Tiga puluh menit kemudian, pintu apartement Zefha dibuka oleh Jason sendiri. Jason membawa beberapa bungkus box makan serta minuman. Jason menaruh barang bawaannya dimeja ruang tengah keberadaan Evan dan Bryan yang masih ada duduk disana melihat acara televisi.

"Heh Je"
"Apaan Ko?"
"Bilangnya suruh bukain? lha malah jamblang gitu buka sendiri"
"Heh Ko, ya gak gitu juga konsepnya!?"
"Lha emang gimana sih!?" ucap Evan pura-pura tak faham dengan maksud ucapan Jason.
"Ya kalau Gua bisa buka sendiri kenapa mesti nunggu kalian bukain kan? maksud Gua kan kalau Zefha tau, ada alasannya gitu lho!"
"Oh, haha" Evan terkekeh.
"Beli apaan aja Lu Jas, kok banyak kayaknya" tanya Bryan.
"Emang Lu pada kagak makan juga?"
"Wah saudara is the best" gerutu Evan.
"Halah dasar Ko Epan! kalau lagi ada dikasih aja gitu nyindirnya!?"
"Heh muji itu namanya Jonson!"
"Gak jadi Gua kasihlah kalo gitu, haha"
"Halah bang Jonson kok langsung gitu iiih?" ucap Evan dengan logat disengaja seperti sikap cewek yang kemayu.
"Hih Ko!! hih"
"We lanaaang lho Massss???!" tambah Bryan. (Kamu laki-laki lho Mas), itu adalah kata-kata khas Bryan jika sedang ada bercanda atau merasa gemas pada kedua saudaranya.
"Dasar kalian ini, hmm" gerutu Jason sambil merasa gemas sendiri.

"Takdir Cinta Terlarang" Jasonwlm & ZefhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang