Bab 19 ⭐ Berteman Baik

302 29 2
                                    

Disaat Jason dan Bryan pergi, Evan mendekati dan mencoba menenangkan Zefha.
"Zef, udah ya? Lo istirahat lagi aja? masih pada nyeri ya badannya dan wajahnya?" tanya Evan.
"Iya Ko, lumayan nyeri"
"Yaudah Kamu rebahan lagi aja ya? Aku bantu?"
"Ko.."
"Iya Zef? kenapa Zef?"
"Ko evan ada nomornya Razha gak Ko?"
"Iya ada, eh.." ucap Evan dengan kalimat mengganting di akhir kalimatnya.
"Kenapa Ko?"
"Eh, enggak, nggak kenapa-napa kok Zef" balas Evan. Evan baru teringat disaat perginya Razha, Razha ada mengirimkan pesan chat padanya bahwa Ia minta dikabari kalau Zefha sudah ada sadar. Razha mendapatkan nomor Evan dari salah satu teman seprofesinya. Meski mengingat itu, Evan tak langsung memberi kabar pada Razha.
"Ko?"
"Iya Zef?"
"Kok malah bengong sih Ko?"
"Eh, sorry.. sorry.. gimana Zef?"
"Tolong hubungin si Razha dong Ko?"
"Hubungin gimana Zef? Kamu gak mau Aku jagain Kamu disini?"
"Em.. nggak gitu Ko? Aku gak mau repotin Kamu, biar Razha aja yang disini, Kamu balik aja ke apartement kayak Jason sama Bryan Ko?"
"Zef? gak repot kok?udah ya? mending sekarang Kamu tidur, istirahat?"
"Iya Ko, Oh iya Ko"
"Kenapa Zef?"
"Kalau Aku pindah apartement, kira-kira Aku perlu laporan sama pihak management apa gak ya Ko?"
"Pindah?"
Zefha hanya menganggukkan kepalanya.
"Mau pindah kemana?"
"Di apartement Razha Ko"
"Kok gitu?"
"Aku gak mau didekat Jason lagi Ko"
"Ya kenapa mesti sama Razha? Kamu pindah ke apartemenku aja ya? biar nanti Bryan yang sama Jason"
"Gak Ko, jangan.. itu sama aja"
"Kok sama aja? sama aja kenapa maksudnya?"
"Fans-fan kalian gak suka sama Aku ada dekat sama Jason , Kamu dan Bryan juga Ko"
"Zef, udah ya? gak usah lagi pikirin soal mereka"
"Tapi Ko?"
"Zef? punya hak apa sih mereka terus mengancam dan lakukan hal semacam itu? harusnya juga itu dilawan Zef, jangan malah pasrah dan menuruti kemauan mereka saja?"
"Tapi Ko.."
"Zef.. Aku, Jason dan Bryan udah sepakat. Akan mulai selalu ada sama Kamu, jagain Kamu secara bergantian. Maksudnya kemanapun Kamu pergi, Kamu harus ada bersama Kita atau salah satu diantara Kita"
"Tapi Ko...?"
"Gak ada tapi-tapian Zefha"
"Ko, tapi Aku gak mau seapartemen lagi sama Jason?"
"Kenapa? bukankah Kamu dulu sangat idolakan Dia? eh maksud Aku.."
"Aku gak mau semakin lupa diri karenanya Ko, Aku takut rasa aneh gak jelas itu semakin terjalin dan.."
"Dan biar Tuhan yang menentukan?"
"Ko.."
"Iya, iya.. yaudah kalau gitu ntar Kamu pindah aja seapartement sama Aku, atau kalau nggak.. biar nanti Aku bilang sama Jason, Aku yang pindah tukeran sama Jasonnnya"
"Iya Ko, makasih ya Ko"
"Iya Zef"
"Yaudah Aku istirahat lagi ya Ko, rasanya kepalaku pusing banget Ko, dadaku juga agak sesak rasanya"
"Iya Zef, sini Aku bantu rubah posisi Kamu"
Evan membantu Zefha merubah posisinya dari duduk menjadi kembali rebahan. Setelah itu, Zefha memilih memejamkna matanya dan istirahat.

***

Kurang lebih dua jam kemudian, Jason mengirimkan pesan melalui chat pada Evan.
"Ko, Lu punya nomer Razha gak? kirimin Ko" isi pesan chat dari Jason. Membaca itu, Evan malah menepuk jidatnya sendiri. Evan kembali teringat pesan Razha yang berpesan apadanya agar mengabarinya jika Zefha sudah sadar.
"Astaga Gue malah lupa lagi" gerutu Evan pelan. Evan mengetik, membalas pesan Jason.
"Mau ngapain lagi Lu, Je?" balasan dari Evan.
"Udah buruan Ko!? gosah bawel"
Evan akhirnya mengirimkan pnomor Razha pada Jason.

Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB. Jason dan Bryan kembali datang kerumah sakit dan masuk keruang kamar inap Zefha. Mereka berdua datang dengan membawa beberapa plastik, yang berisi makanan, cemilan, minuman. Jason juga ada membawa tas paper bag bewarna hitam berukuran sedang.

Zefha yang sedang ada duduk bersandar di bednya terkejut melihat Jason kembali datang bersama Bryan. Zefha memilih diam dan mengarahkan pandangannya pada layar tv di seberangnya. Kondisi Zefha sudah mulai membaik meski lebam juga lukanya masih terlihat, serta rasa nyeri masih saja dirasakannya.

Jason langsung mendekati Zefha dan duduk dikursi tepat disebelah Zefha. Jason meletakkan plastik bawaannya dimeja sebelah Zefha.
"Zef, Lo udah makan? ni Gua ada bawain makanan kesukaan Lo" ucap Jason pada Zefha. Zefha memilih tetap diam dengan pandangannya masih bertahan pada layar tv. Evan yang mendengarkan ucapan Jason itupun merasa kaget.
"Sejak kapan tuh anak ada tau makanan kesukaan Zefha?" gerutu Evan sambil melirik kearah Bryan yang ada disebelahnya dengan pandangan menyelidik.
Bryan yang faham dengan tatapan Evan padanya, menaikkan bahunya, isyarat menjawab pertanyaan yang ada dibenak Evan berartikan bahwa ia tidak tahu pasti tentang itu.

"Takdir Cinta Terlarang" Jasonwlm & ZefhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang