BAB 14 ⭐ Sakit Tak Berdarah

320 35 2
                                    

Pagi hari, Jason berjalan menuju kekamar Zefha. Pintu kamar Zefha terbuka sedikit. Jason mengintip Zefha yang sedang ada sibuk dikamarnya. Namun betapa terkejutnya Jason, disaat melihat Zefha tengah sibuk dengan kain kassa juga obat luka. Jason semakin terkejut disaat melihat luka sayatan di salah satu lengan Zefha. Jason langsung mendorong pintu itu dan masuk kedalam kamar Zefha. Tentu saja, Zefha kaget bukan main. Zefha menghentikan aktifitasnya mengobati lukanya sendiri. Jason berjalan dengan cepat mendekati Zefha.

"Astaga!? lengan Lo kenapa!?" ucap Jason dengan nada cemasnya sambil memegang lengan Zefha yang terluka itu.
"Gak apa-apa, cuma luka kecil" balas Zefha sambil mencoba menyingkirkan tangan Jason dari lengannya. Namun Jason menahannya.
"Luka kecil gimana!? bisa bedain gak sih Lu? mana luka kecil mana luka yang serius!?" balas Jason sambil mengamati luka pada lengan Zefha.
Zefha hanya diam.
"Sini, biar Gua bantu Lo obatin ni luka"
"Gak usah Je, Aku bisa sendiri kok?"
Jason tak menjawab apapun lagi. Jason meraih kapas dan mulai membantu Zefha.
"Je, udah gak usah, Aku bisa.."
Cup...
Jason mengecup sekilas bibir Zefha.
"Udah gosah bawel, diem aja!" gerutu Jason. Zefha diam dan tercengang karena kecupan sedetik itu. Beda hal nya dengan Zefha, Jason terlihat fokus mengobati luka Zefha. Zefha terus mengamati wajah Jason.

"Makin cakep banget sih Kamu, Je? ini berasa kayak mimpi deh, ini hampir sama dengan apa yang pernah Aku haluin dulu? bisa sedekat ini sama Kamu, bisa rasain bibirnya, bahkan kapan lalu Aku dan Dia.. astagaa, rem Zefha remm, jangan kembali hanyut dalam haluan yang sekarang sudah ada didepan mata! gak boleh!" gerutu Zefha didalam hatinya sambil menasehati dirinya sendiri.
"Jadi ini, alasan Lo mulai kelihatan sering pake atasan lengan panjang!?" tanya Jason. Namun Zefha masih saja terdiam melamun sambil mengamati wajah Jason. Jason yang heran karena Zefha tak ada menjawab pertanyaannya langsung menoleh kearah Zefha. Melihat Zefha masih saja bengong mengamati wajahnya Jason kembali mengecup bibir Zefha sekilas berniat membuyarkan lamunannya.
"Eh..." kaget Zefha.
"Ditanyain malah bengong aja!"
"Em, apa Je?"
"Kenapa sih Lo? biasa aja napa liatnya, seganteng itu ya Gua? sampe Lo bengong asik gitu mandanginya?"
"Maaf.."
Jason kembali fokus pada luka dilengan Zefha.
"Denger gak tadi Gua ada nanya apa!?" tanyanya lagi sambil fokus mengobati luka dilengan Zefha.
"Emm.. yang mana? soal Aku ada liatin Kamu itu tadi?"
Jason menghembuskan nafasnya dengan kesal mendengar ucapan Zefha itu.
"Maaf Je, Aku salah ya?"
"Lu kenapa sih? aneh banget?"
Zefha memilih hanya diam menundukkan pandangannya.
"Jadi ini alasan Lo akhir-akhir ini sering ada pake atasan lengan panjang?"
Zefha mendengar pertanyaan Jason, namun Ia mrmilih diam saja.
"Hih, ni cewek? kalau ditanya dijawab!? Lu denger apa yang Gua omongin barusan kan?"
"Iya denger"
"Ini Lo kenapa bisa luka?"
"Cuma ada insiden kecil aja kapan lalu"
"Kapan itu?"
"Udah lewat, Aku lupa"
"Lo kenapa sering banget tattoin tubuh Lo sih?"
"Hah? tatto? tatto apaan?"
"Ya itu, kapan lalu kening Lo luka, ini di lengan tangan, besok apa lagi?"
"Hati mungkin" balas Zefha singkat. Tentu saja itu membuat Jason menoleh kearah Zefha.
"Ya lagi pula, Lo sakit juga Lo bikin sendiri kan?"
"Maksudnya?"
"Udah sakit, masih saja milih bertahan, kalau bisa lepas ya kenapa mesti diam membiarkan, terus biarin Dia sakiti Lo!?"
"Kamu bahas siapa sih?"
"Astaga ni cewek? otaknya lemot amat!?? hmm"
"Oh, Suaumiku ya"
"Masih pantes, Dia? Lo sebut sebagainsuami Lo?"
"Ya mau disebut mantan, kan masih suamiku"
"Terserah Lo lah" gerutu Jason. Tak la kemudian, Jason selesai mengobati luka itu dan sudah melilitkan kasanya juga.
"Nih udah selesai, jadi tiap hari Lo ribet ganti sendiri ini kassanya?"
"Iya"
"Gengsi gosah digedein napa!?" gerutu Jason. Namun karena ucapannya sendiri itu membuatnya terdiam sejenak karena Ia merasa sedang menyindir Zefha namun dirinya sendiri ikut merasa tersindir juga. Zefha maju kedepan berniat mengecup sekilas pipi Jason. Namun disaat bibir Zefha sudah akan menyentuh pipi kanan Jason, Jason malah berbalik menoleh kearahnya. Karena itu, bibir keduanya bertemu dan kembali bersentuhan. Mata Zefha terbelalak. Zefha langsung menarik cepat bibirnya.
"Maaf Je, maaf? Aku gak bermaksud begitu?"
Jason tak ada bersuara. Ia hanya menatap kearah Zefha sambil menaikkan satu alisnya tanda heran.
"Maaf Je, tadi itu Aku cuma.. emm.. itu.. cuma mau cium pipi Kamu aja, tanda terima kasih udah mau bantuin Aku obatin luka ini" ucap Zefha berusaha menjelaskan.
"Apa Lo bilang? sebagai ucapan terina kasih?"
Zefha menganggukkan kepalanya cepat.
"Gak gitu caranya! sini Gua ajarin!?" gerutu Jason kemudian Jason menahan kepala belakang Zefha.
"J..Je..?"
"Lo harus balas!?" ucap Jason kemudian langsung mencumbu bibir Zefha. Zefha begitu menikmati sentuhan bibir Jason pada bibirnya. Zefha memilih membalas ciuman itu dan menikmatinya. Beberapa menit kemudian, Zefha memilih lebih dulu melepasnya. Zefha langsung nerasa canggung dan mencoba mengalihkan pandangannya.

"Takdir Cinta Terlarang" Jasonwlm & ZefhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang