Singkat cerita kedekatan antara Jason dan Zefha semakin meningkat. Bahkan beberapa hari itu mereka berdua terus saja terlihat lengket dan asik menjalani hari-hari mereka. Kebersamaan itu juga membuat Jason perlahan mengerti dan makin faham soal agama yang Zefha yakini. Karena setiap detik dan saat kebersamaannya itu, Jason difahamkan oleh keadaan yang seringkali dilakukan oleh Zefha karena Ia seringkali ada melihatnya. Dari waktu-waktu sholat lima waktu hingga ajaran soal agama Islam yang perlahan membuatnya mengerti tanpa disengaja bahkan kebiasaan yang Zefha lakukan tanpa disadari Jason juga seringkali ada mengikutinya seperti spontan menyebut ucapan-ucapan seperti istighfar, menjawab salam dan lain-lain. Zefhapun mengartikannya bahwa sikap toleransi Jason sangatlah tinggi. Namun, kebersamaannya mereka masih saja sebatas teman dekat atau sahabat. Sehingga, meski mereka telah sering bersama, sikap keduanya masih sebatas hanya teman atau sahabat bukanlah sebagai pasangan. Meski seringkali sikap Jason hampir saja kebablasan karena susah terkendalikan.
Sore hari, kini Zefha sedang ada bersama dengan Razha. Sebelumnya Zefha dan tiga bersaudara itu ada acara bersama. Namun setelah acara itu selesai, Razha ada datang berniat menjemput Zefha. Meski awalnya tentu saja Jason melarang dan menentang Razha yang ingin membawa Zefha, namun pada akhirnya Jason mengalah karena kalimat dari Zefha untuknya.
"Je, tolong ya jangan batasi Aku berteman dengan siapa saja? apalagi sebelum Aku bisa berteman sedekat ini denganmu, Aku lebih dulu dekat dengan Razha?" itulah kalimat yang membuat Jason terpaksa harus mengalah.Razha memilih membawa Zefha jalan-jalan disebuah Mall. Setelah hari semakin larut berjalan dan malam hari telah tiba, Razha dan Zefha memilih meninggalkan Mall itu. Kini Zefha dan Razha kembali berada didalam mobil milik Razha dan sedang ada didalam perjalanan.
"Zha, kita mau kemana lagi? Kita pulangkan?"
"Enggak"
"Terus mau kemana?"
"Aku mau bawa Kamu kesuatu tempat"
"Kemana?"
"Ada pokoknya, mendingan Kamu tidur aja dulu Zef, soalnya lokasinya agak jauh dari sini"
"Zha, ini kan udah jam sembilan malem? mau kemana sih? kok jauh lokasinya? emangnya nanti Kita mau balik jam berapa?"
"Udah ya, ngikut aja pokoknya"
"Yaudah deh, Aku tidur bentar ya Zha? rasanya Aku ngantuk"
"Iya Zef"
Razha fokus menyetir. Sedangkan Zefha lebih dulu sibuk dengan ponselnya sebelum Ia akan memejamkan matanya, karena Ia membalas pesan chat dari Jason."Posisi dimana? masih belum puas sama si Razhanya?" isi chat dari Jason.
"Ini Razha gak tau mau ajak Aku kemana lagi, katanya sih lokasinya juga agak jauh"
"Yang bener aja! ini udah malem? kalian mau kemana lagi!"
"Aku juga gak tau Je"
"Zefha minta Razha buat bawa Lo balik! perasaan Gua gak enak sama tuh anak!"
"Gak enak kenapa Je? Razha gak mungkin berbuat aneh-aneh"
"Sepercaya itu Lo sama Dia?"
"Ya karena selama ini, Dia gak pernah aneh-aneh sama Aku, Je"
"Tapi khilaf bisa saja datang kapan aja!"
"Udah deh Je, gak boleh suudzon"
"Zef, percaya boleh tapi harus waspada juga!?"
"Iya Je iya.. udahlah Aku capek dan ngantuk Je rasanya, Aku tidur dulu bentar ya"
"Heh, tunggu dulu! aktifin gps ponsel Lo!"
"Buat apa Je?"
"Buat jaga-jaga aja!"
"Oke deh"
Tanpa pikir panjang, Zefha langsung melakukan perintah Jason. Setelah itu Ia memasukkan kembali ponselnya kedalam tasnya dan memejamkan matanya.Jason yang sedari awal sudah santai didalam kamar apartementnya sejak tadi langsung melacak keberadaan Zefha.
"Sial, ini si Razha mau bawa Zefha kemana sih!? ini bukannya arah yang jauh banget dari apartement? kok Gua curiga ya!?" gerutu Jason lalu Ia terdiam sejenak. Tak lama kemudian, Ia bangkit dari duduknya menyambar kunci kontak mobil juga hoddienya yang ada tergeletak bersebelahan dimeja ruang tengah. Jason menghampiri Evan dan Bryan lalu mengajak mereka berdua ntuk segera ikut serta dengannya. Dengan sergap mereka bertiga langsung menuju kearah mobil dan langsung masuk. Jason mengemudikan mobilnya itu.
"Mau kemana sih Kita Je? malem-malem gini!?"
"Iya, Lo hutang penjelasan sama Kita!? mana dadakan banget pulak ngajaknya, pemaksaan juga tanpa ada penjelasan lebih dulu?" ucap Evan dan Bryan saling bersahutan.
"Gua ada firasat gak enak soal Zefha yang lagi ada sama Razha" gerutu Jason sambil fokus menyetir dan seringkali melihat kearah maps diponselnya yang Ia letakkan diholder tepat didepannya.
"Firasat yang gimana maksudnya?"
"Logika aja Ko, semalem ini, Razha kenapa ada bawa Zefha dilokasi yang jauh dari apartement tempat tinggal Kita!?"
"Ya kali aja si Razha nau ada bawa Zefha kepantai gitu atau kemana? atau.." ucapan Bryan menggantung
"Atau apa!" sahut Jason.
"Jangan terlalu negatif pikirannya kenapa sih?!"
"Ya gak gitu Ko, Lo apa lupa Ko? gimana gilanya Razha sama si Zefha? bahkan Dia ada terobsesi seyakin itu mau jadiin Zefha istrinya!?"
"Eh, astagaa.. jangan-jangan..." sahut Evan dengan kalimat menggantung juga.
"Udah lah pada diem, gosah berisik!" gerutu Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Takdir Cinta Terlarang" Jasonwlm & Zefha
Fiksi RemajaSebuah cerita tentang seorang fans bisa menjadi satu profesi dengan idolanya. Dari lenyapnya keharmonisan rumah tangganya perlahan, Ia bisa kembali menemukan keteduhan meski dengan status yang belum bisa dipastikan. Tak pernah disangka, Zefha yang d...