BAB 23 ⭐ Diduakan

232 33 4
                                    

Didalam mobil, Zefha terus saja terdiam didalam pelukan Jason. Jason terus saja membelai rambut Zefha dengan lembut.
"Kamu tidur aja dulu Zef, ini perjalanan masih lumayan jauh" ucap Jason dengan nada halus.
"Je.."
"Ya?"
"Makasih ya, udah mau jemput dan tolongin Aku"
"Santai aja" balas Jason.

Tiba-tiba ponsel Zefha yang ada didasbor mobil bagian tengah, karena Evan yang meletakkannya disana berdering. Zefha menarik sandarannya dari dada Jason, dan Jason meraih ponsel itu. Jason melihat layar ponsel siapa yang sedang ada menelepon. "Mas Revan" itulah nama kontak yang tertera pada panggilan tersebut. Jason memberikannya pada Zefha.
"Dari Suami Lo" ucap Jason singkat. Zefha yang tahu itu adalah telepon dari suaminya, enggan menerimanya.
"Angkat aja kalau memang mau angkat" ucap Jason.
"Itu lagian ngapain malem-malem gini telepon sih?" gerutu Bryan.
"Ya Lu amnesia apa gimana? itu suaminya keles" balas Evan.
"Iya juga sih ya" balas Bryan.
"Heh kalian diem heh" perintah Jason. Mereka berdua langsung terdiam.

"Aku angkat ya Je?"
"Iya angkat aja"
Zefha mulai menggeser tombol warna hijau pada ponselnya dan menerima telepon itu.
"Ada apa Mas?"
"Bunda belum tidur?"
"Belum, ada apa? tumben semalem ini ada telepon"
"Bunda dimana?"
"Kenapa emangnya? ada apa telepon? langsung tho the point aja!"
"Maaf bund, Ayah udah jarang ya telepon Bunda setiap saat"
"Ada apa?"
"Sebelumnya maaf ya Bunda, Ayah telepon selarut ini, tetapi sedari tadi Ayah maju mundur mau ada telepon bunda, dan baru sekarang Ayah.."
"Langsung pada intinya saja"
"Emm.. Bunda..."
"Lanjutkan, kenapa brenti?"
"Maaf sebelumnya, tapi ijinkan Ayah menikah lagi"

Harusnya Zefha merasa biasa karena memang hal itu sudah pasti akan Ia dengar suatu saat. Namun, kini mendengarkan itu, tetap saja rasanya hati Zefha tak siap dan bagai tersambar petir. Suami yang sempat Ia banggakan, Ia hormati, Ia perjuangkan, Ia bantu materinya dengan tenaganya, kini dengan ringannya mengucapkan kalimat yang membuat hati Zefha sangat sakit dan seperti tertusuk benda tajam.

"Ceraikan Aku dulu, baru Kamu bisa menikah lagi sesuka hatimu" ucap Zefha menahan gemetarnya dan tangisannya. Mendengarkan itu, tiga bersaudara itu sama-sama terkejut. Tetapi mereka bertiga memilih tetap diam mendegarkan. Jason yang semakin merasakan getaran tubuh Zefha langsung kembali mendekapnya berniat menguatkan Zefha yang sedang berada diposisi rapuh karena keadaan. Terlihat oleh Jason, Zefha seakan sudah tidak ada tenaga untuk memegang ponselnya itu. Jason sergap merebut ponsel itu dan mengaktifkan loudspeakernya. Jason membantu Zefha memegang telepon itu agar Zefha tetap bisa menjawab telepon itu dengan baik. Apalagi, dengan begitu, Jason bisa mendengar jelas percakapan antara Zefha dengan siaminya itu.

"Bunda jangan gitu? Ayah janji, ayah akan adil?"
"Adil? adil yang bagaimana maksud Kamu Mas? Aku tanya sekarang! atas dasar apa Kamu menikah lagi!? karena Kamu cinta kan sama Dia? terus kenapa Kamu memintaku untuk bertahan? karena materikan? bukan karena cinta! dari dulu Kamu itu gak pernah cinta sama Aku? iyakan? Kamu cuma mencoba cinta sama Aku karena kamu lihat Materi keluargaku!"
"Bunda ini ngomong apa!"
"Segera ceraikan Aku, agar Kamu bisa segera menikahi wanitamu itu, anak-anak serahin saja sama Aku, Aku akan merawatnya tanpamu"
"Gak Bunda, dengerin Mas dulu?"
"Aku tunggu talak darimu dan segera selesaikan ini, nanti.. Aku akan datang kerumahmu untuk kemasi semua barang-barang Aku, setelah itu Aku gak akan pernah lagi injak rumahmu itu"
"Bunda! dengerin Mas dulu?"
"Gak adalagi yang perlu dijelaskan atau dibicarakan lagi!"
"Bunda, Mas tahu, Bunda senangkan kalau Kita cerai? Bunda harus ingat, Bunda sama Jason itu kayak langit sama bumi? gak akan pernah nyatu!"
mendengar namanya disebut, Jason merasa tergugah untuk bersuara. Namun Zefha memberi isyarat pada Jason agar tidak melakukannya.
"Kenapa Kamu jadi bahas Aku sama Jason, Mas!? masalahmu ya masalahmu saja! jangan bawa orang lain!"
"Aku cuma mau ingetin Kamu aja bunda"
"Gak perlu"
"Bunda harus ingat, gimana religiusnya keluarga bunda? dan itu sangat gak mungkin bukan dengan keyakinan yang dianut sama si Jason itu?"
"Mas! apa sih!?"
"Bunda, udah lupain aja rasa ingin bersatu sama idola Kamu itu, meski mungkin bisa Bunda gapai saat ini, tapi bunda jangan lupa? Alam gak akan pernah ijinkan itu"
"Gak usah sok ceramahin Aku!"
"Tetaplah sama Mas ya? Mas janji akan.."
"Selama ini aja Kamu selalu sibuk dengan wanitamu Mas meski kalian belum ada ikatan yang sah! sedangkan Aku, Kamu biarkan banting tulang mencari uang yang Kamu nikmati juga! itu yang memang Kamu mau? nyiksa Aku terus-terusan!? "
"Bunda!!!"
"Maaf Mas, aku udah gak tahan lagi! Aku selalu diam selama ini karena Aku mencoba menghargaimu dan tak ingin memperkeruh suasana, tetapi kali ini, Aku sudah sampai pada batasan yang aku bisa!"
"Aku gak akan pernah ceraikan Kamu, Bunda!"
"Kalau gitu Mas juga gak akan pernah bisa menikahi wanita itu!"
"Yasudah kalau gitu!? Kita tetap kayak gini, kita lihat siapa yang akhirnya gak akan kuat!"

"Takdir Cinta Terlarang" Jasonwlm & ZefhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang