Lo Siento

600 85 66
                                    

Leeteuk menghampiri Sungmin yang sedang duduk menatap pantai. Angin laut menerpa wajahnya, membuat rambutnya yang sudah sedikit panjang itu berkibar-kibar. Wajahnya sedikit memerah efek alkohol yang Ia minum bersama temannya. Berulang kali Sungmin menghela napasnya, hal itu tak luput dari perhatian Leeteuk.

"Kau tidak istirahat?" tanya Leeteuk

Sungmin menoleh pada Leeteuk, lalu menggeleng.

"Bagaimana kabar mu hmm? Kenapa kau selalu mengabaikan pesan ku?" tanya Leeteuk

"Kenapa kau masih saja menghubungi ku,  meski terus ku abaikan?" tanya Sungmin

"Karna aku kakak mu. Bagaimanapun aku sudah menjadi pengganti orang tua mu" ucap Leeteuk

Sungmin tersenyum miris. "Apa ini karna kewajiban mu sebagai ketua tim? Apa kau tidak lelah? Berhentilah berpura-pura." ucap Sungmin

Leeteuk tersenyum mendengar ucapan sungmin. Ia menyilangkan kakinya sendiri.

"Jadi itu yang kau pikirkan tentang ku?"

Sungmin mengangguk. "Ehm.. Kau selalu berpura-pura baik-baik saja sejak pertama kali super junior terbentuk. Aku pikir awalnya itu hal baik. Tapi semakin lama aku semakin muak. Aku tidak bisa lagi membedakan kapan kau tersenyum karna benar-benar bahagia dan kapan kau tersenyum karna menurut mu semua selesai hanya dengan tersenyum. " ucap Sungmin.

"Semua memang lebih mudah dengan tersenyum. Sungmin aku sudah semakin tua, kadang semua menjadi sangat melelahkan dan jika ada hal mudah yang bisa aku lakukan kenapa tidak?"

"Tapi itu membuat ku muak padamu!" bentak Sungmin. Alkohol tentu saja membawa pengaruh untuk seungmin. Tapi tetap saja yang di katakan Sungmin adalah kebenaran yang sungmin rasakan.

"Aku muak.. Aku muak dengan mu. Aku muak pada mu yang terus tersenyum meski kau marah padaku, aku muak pada mu yang terus mengirimi ku pesan meski aku tau kau jengah.  Aku muak dengan semua tingkah baik mu yang membuat ku semakin merasa bersalah.  Aku tidak ingin merasa bersalah dengan keputusan ku,  aku tidak ingin menyesal pada keputusan ku, tapi setiap hari, setiap kali kau mengirimi ku pesan aku merasa menyesal dan terkadang aku merasa membenci istri ku. Aku benci bertemu dengannya hingga membuat diri ku sangat mencintainya. Aku muak berada di dalam ke adaan ini. Aku merasa menyesal tapi aku tidak bisa apa-apa karna mencintainya. Aku tau sebelum sa eun datang kalian sudah dengan ku  , para member, Elf. Cinta yang kalian berikan sangat banyak. Harusnya aku tidak mengorbankan kalian hanya demi satu orang. Harusnya seperti itu, tapi aku sungguh tidak sanggup melepaskannya. Aku merasa sesak dan semakin sesak setiap harinya. Tapi hanya dengan melihatnya aku mampu bertahan satu hari lagi. Aku ingin mengakhiri semuanya karna tak bisa memilih antara kalian atau Sa Eun. Setiap kali kau mengirimi ku pesan bertanya apa aku baik-baik saja, aku selalu ingin menjawab. Tidak hyung aku sedang sekarat sekarang. Aku sedang sekarat dan semakin menyesakan ketika kau terus baik pada ku! Aku ingin kembali tapi aku tidak bisa melepaskan Sa Eun.. Karna itu tolong berhentilah bersikap baik pada ku. Tolong benci aku dengan begitu aku akan sedikit lebih baik. Tolong benci aku saja hyung....Tolong benci aku" ucap Sungmin yang kini sudah berlutut di hadapan Leeteuk.

Ia menangis dan meletakan wajahnya di atas lutut Leeteuk. Leeteuk membiarkan Sungmin untuk menangis.

"Kenapa kau tidak membenci ku? Kenapa tidak ada satupun dari kalian yang membenci ku? Kenapa kalian datang ke pernikahin ku, tersenyum bahagia bahkan memelukku? Kenapa kalian melakukan itu di saat seharusnya kalian membenci ku. ?"

Sungmin semakin terisak dengan tangisanya sendiri.

"Aku harus bagaimana hyung... Ini semakin menyesakan setiap harinya..aku harus bagaimana hyung...?"

My Bitter CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang