N

568 79 41
                                    

Shindong datang saat Candy masih menutup wajahnya di atas tumpukan tangan. Shindong tak mengatakan apapun hanya duduk di samping Candy. Melihat punggung Candy yang bergetar shindong tau Candy masih menangis. Ia sungguh tak bermaksud membuat Candy menangis, sebelum ada taruhan itu pun Shindong sudah berniat untuk membuat hadiah ini. Mengapa Ia memberikannya saat ini Ia hanya takut terlambat tak sempat memberikannya. Memperhatikan bagaimana Candy menemui member satu persatu Shindong tau bahwa Candy sedang berpamitan. Candy bisa kapan saja menghilang darinya. Ia mengatakan bahwa akan membiarkan Candy pergi. Namun tentu saja tak semudah itu. Ia sudah sangat menyayangi Candy. Baginya Candy sudah seperti adiknya sendiri. Jika saja Ia benar-benar kakaknya Ia bisa melarang Candy untuk tak pergi, tapi Ia bukan siapa-siapa.

"Dalgabi dan jajangmyeonnya sudah datang" ucap Shindong berusaha untuk tak ikut sedih. Ia dan Eunhyuk sudah terbiasa melakukan ini. Sesedih apapun mereka, mereka tetap ingin membuat suasana menjadi bahagia. Jika mereka sudah menangis di depan banyak orang, itu berarti mereka sungguh tak sanggup lagi berpura-pura.

Candy mengangkat kepalanya, matanya sembab dan membengkak.

"Video ku sangat mengharukan ya?"

Candy tak mengatakan apapun. Ia masih sesegukan karna sisa tangisnya.

Shindong tak menb,atap Candy, Ia hanya membuka sumpit lalu mengaduk jajamyeonnya. Ia takut jika melihat Candy Ia akan ikut menangis.

Candy tak mengatakan apapun, Ia masih hanya diam menatap Shindong. Shindong selalu nampak bercanda dengannya. Tapi dari Video itu Candy tau bahwa Shindong diam-diam menjaganya. Meski tak selalu selembut yang siwon lakukan, seterang-terangan Heechul , atau selalu ada di saat Ia butuh seperti kyuhyun, tapi Shindong tetap memberikan banyak kasih sayang padanya. Bersama Shindong Ia sungguh tau bagaimana rasanya memiliki seorang kakak, rasa nyaman yang selama ini Ia rasakan juga karna Ia merindukan sosok ayahnya. Ayah yang sangat Ia cintai namun juga membuatnya marah.

Candy memukul lengan Shindong, sekali, dua kali, tiga kali,dan terus. Pukulan yang semakin lama terasa semakin kencang. Candy tau Shindong tak salah apapun. Ia hanya ingin melampiaskan perasaanya, Ia marah dengan semua ke adaan ini. Ia marah mengapa ayahnya meminta Cindy pergi, Ia marah mengapa sampai akhir tak mengatakan apapun padanya, kalau saja Ia masih memiliki Cindy mungkin Eunhyuk bukan satu-satunya pria yang Ia cintai, Ia tak  perlu berada di keadaan ini, kalaupun Cindy harus pergi untuk selamanya paling tidak Ia ada di sampingnya, menyalahkan orang memang hal yang paling mudah. Namun Candy sadar bahwa semua ini terjadi karna ayahnya sangat menyayanginya, lalu bagaimana caranya Ia marah dan menyalahkan orang lain. Kalau penyebab utama adalah dirinya.

Pukulan Candy semakin melemah, Ia menempelkan kepalanya pada lengan Shindong dan menangis di sana. Jika bisa memilih Ia tak ingin melewati semua ini. Ia ingin berhenti saja untuk semuanya. Ini terlalu menyakitkan dan berat untuknya. Rasa sakit yang tak bisa Ia katakan pada siapapun. Kehilangan Cindy adalah pukulan terberat baginya. Shindong tak bisa mengatakan apapun hanya membiarkan Candy menangis, barangkali itu bisa meringankan sedikit perasaan Candy.

Shindong menepuk-nepuk kepala Candy. Kalau ini adalah waktu perpisahan untuknya, Ia hanya ingin Candy tetap kuat dan baik-baik saja.

...
...

Cuaca malam ini cukup dingin, namun Candy tetap saja berdiri di tepi jembatan sungai Han yang terkenal, Ia terdiam di sana membiarkan wajahnya nyaris membeku karna udara dingin. Sebenarnya Ia datang sendiri namun tak tau bahwa Siwon mengikuti dirinya.

Dengan cemas siwon menunggu Candy. Ia hanya menunggu. Memastikan Candy tetap baik-baik saja.

Sudah lebih dari satu jam Candy berdiri di sana. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh Candy, mungkin kah menimbang seberapa dingin air di sana jika Ia melompat? Atau seberapa sakit rasanya tenggelam?

My Bitter CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang