Chapter 7 : Tortured

410K 18.4K 1.5K
                                        

Nicholas kembali ke kantornya dengan wajah kusut seperti kucing yang kalah bertarung. Hal itu membuat siapa saja yang melihatnya langsung menundukkan kepala mereka. Mana berani mereka melihat bos yang sedang mengamuk? Dan benar saja, sesampai di ruangannya, dia langsung membanting semua barang yang ada di atas meja.

Sialan!

Sialan gadis itu! Berani sekali dia membuat persaingan antara Ataric dan dirinya? Siapa Ataric hingga pantas disandingkan untuk bersaing dengannya? Tak lebih dari sekedar pilot yang bekerja untuknya. Dan pria itu— pria itu ternyata memaafkan Zoia. Pria itu tak menyerah bukan? Mereka masih bersama. Kemarahan Nicholas semakin menjadi-jadi. Matanya gelap dan rahangnya tegang bukan main. Jadi— apakah jangan-jangan Zoia sudah melakukan hubungan seks dengan Ataric?

Fuck!!

Sambil mondar-mandir Nicholas menempelkan ponsel di telinganya.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu."

"..."

"Hapus Milan dari destinasi kapten Ataric Xander. Aku tak ingin dia menginjakkan kaki di Milan bahkan hanya untuk sekedar transit. Atur kembali jadwal penerbangannya hingga penuh selama satu tahun ke depan."

"..."

"Ini perintah dariku langsung. Kau paham artinya?"

"..."

"Kalau sampai aku lihat dia punya penerbangan ke Milan, kau akan tau akibatnya."

"..."

Nicholas kembali mondar-mandir. Tak berhenti dia mengumpat. Kebenciannya terhadap Ataric semakin membuncah. Rasanya dia ingin memecat saja pilot sialan itu. Tapi... dengan memecat, perusahaannya akan merugi.

Dan bukankah akan banyak waktu yang bisa pria itu gunakan untuk bertemu Zoia jika dipecat?

Tidak akan kubiarkan. Kau harus sibuk terbang kesana kemari sehingga tak punya waktu untuk bertemu gadisku, keparat.

***

Zoia baru saja pulang dari kantor setelah mengurus ini itu. Dia menghela napas mengingat kembali bagaimana tatapan-tatapan sinis para staff saat melihatnya tadi.

Dan gila saja! Bagaimana mungkin mereka menempatkannya di penerbangan domestik? Artinya Zoia hanya terbang dari satu kota ke kota lainnya saja begitu? Seminggu hanya terbang tiga kali? Sudah gila yang membuat aturan itu!

Oh God!

Yasudahlah, mau bagaimana?

Zoia kembali menutup pintu dan membuka jaketnya sebelum tubuhnya terlonjak kaget melihat orang yang tengah duduk menyilangkan kaki di sofanya.

"Ataric! Sejak kapan kau disini?" Zoia langsung menghampiri Ataric."Dan kenapa kau bisa masuk?"

"Tentu saja bisa, Sayang." Ataric bangun dari duduknya lalu menangkup wajah Zoia dan mengecup bibirnya lembut."Aku mengaku pada pemilik gedung bahwa aku suamimu yang lupa menaruh kunci lalu dia memberikanku kunci cadangan."

"Suami? Dan dia percaya?"

"Bodohnya dia percaya."

Zoia terkikik sambil mencubit pinggang Ataric gemas. Pipinya bersemu merah saat melihat dada kekasihnya yang begitu menggoda.

Matanya kini menyatu dengan mata Ataric, digigitnya bibir bawahnya sendiri, memuji ketampanan Ataric. Dan... betapa gagahnya pria itu. Astaga, dia jadi tak sabar ingin berada di bawah tubuh itu.

MILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang