Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku punya kabar mengejutkan."
"Hm."
"Ataric mengundurkan diri hari ini."
Penuturan Keenan sukses membuat Nicholas yang tengah fokus pada komputernya terkejut. Pria itu mengalihkan pandangannya langsung pada Keenan yang tengah memasang wajah kesal menyebalkannya.
Keenan adalah pria yang sangat mementingkan pekerjaan. Bagi Keenan pekerjaan lebih penting di atas segalanya namun kepeduliannya terhadap perusahaan membuat dia menjadi pria yang menyebalkan. Jangan heran kenapa pria sinis itu tak punya pacar sampai sekarang.
"Kau bilang apa?"
"Ataric Xander pilot kesayangan Rayan Fly mengundurkan diri."
"Atas dasar apa? Mana bisa begitu? Dia sudah melanggar kontrak kerja."
Keenan menghela napas sambil mengangkat tangannya di udara."Dia sudah membayar denda untuk pelanggaran kontrak kerja itu."
"Apa?!"
"Tiga juta dollar Amerika, sudah dibayarkan olehnya. Sesuai kontrak."
"Bagaimana bisa? Itu besaran penalti yang tak sedikit. Dapat uang darimana keparat itu?"
"Dia bukan pria miskin. Anda sendiri tau keluarganya punya perusahaan besar. Menjadi pilot hanyalah hobinya."
Nicholas kini bangun dari kursi kebesarannya. Mengusap mulutnya, mondar mandir sambil terus berpikir tentang nasib perusahaannya.
Apakah ini ada hubungannya dengan Zoia? Ah sangat tidak profesional sekali.
Nicholas menyeringai marah."Kupikir pria itu seseorang yang kompeten. Ternyata urusan pribadi juga berhasil mempengaruhi profesionalisme nya dalam bekerja. Dia sengaja melakukan ini karena membenciku bukan?"
"Bagaimana dengan Anda?"
Nicholas mengedikkan matanya pada Keenan. Dia tau betul asistennya ini sedang berusaha bersikap kurang ajar dengan menyindirnya.
Yang menjadi masalah sekarang adalah, dengan perginya Kapten Ataric Xander dari Rayan Fly, tentunya akan mengundang tanda tanya orang-orang yang akan berimbas pada citra perusahaan. Opini ini dan itu pasti akan muncul.
Sialan. Sialan.
Kapten kompeten mengundurkan diri? Pasti orang menganggap perusahaannya lah yang bermasalah.