Penerbangan Berlin-Milan hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam 45 menit. Dan waktu itu dihabiskan Nicholas untuk melepaskan hasratnya pada tubuh mabuk Zoia. Entah sejak kapan keduanya sudah telanjang. Kini pria itu memasang kondom kemudian melesak masuk.
"Oh Tuhan..." desah Zoia sambil memejamkan matanya.
Di ambang kesadarannya yang mulai pudar, dia masih dapat merasakan nyeri di bagian bawah tubuhnya itu.
"Shit! Kau masih perawan?"
Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Nicholas saat kejantanannya mencoba masuk dengan susah payah ke dalam liang surgawi itu.
Pria itu sungguh tak menyangka bahwa gadis ini masih tersegel. Hei dia itu kan pramugari, bukankah pramugari setidaknya sudah pernah tidur dengan pilot? Entahlah... itu stereotip yang berkembang dalam masyarakat.
Namun begitu, tak ada rasa bersalah dalam dirinya, dia malahan bangga bukan kepalang sudah berhasil mendapatkan perawan hari ini. Sungguh rejeki nomplok.
Oh god.
Bagaimana bisa gadis kecilnya itu begitu nikmat baginya? Baru saja dia memasuki dirinya selama lima menit, Nicholas merasa bergetar, cairannya ingin keluar cepat-cepat saking nikmatnya.
Mata Nicholas menatap mata Zoia yang terpejam namun mulutnya terus mendesah. Jemarinya mencengkram punggung Nicholas dengan kuat.
Nicholas kembali mencoba bergerak liar.
"Sa... sa... kit... brengsek..."
Pria itu tak mengucapkan apapun selain terus memasukkan batangnya sampai habis ke dalam sana. Shit! Dia tak bisa bergerak bebas karena batangnya dijepit dengan kuat.
Jepitan yang luar biasa, Zoia!
"Kau... apa yang kau lakukan... aahh..."
"Kau menyukaiku bukan?" Desah Nicholas sambil melumat telinga Zoia yang menyebabkan tubuh gadis itu menggelinjang."Kau tergila-gila padaku sejak kecil. Sekarang bagaimana?"
Zoia sendiri hanya mampu melihat wajah pria di atasnya buram. Dirinya melalang buana. Apakah ini mimpi? Rasa sakit berubah nikmat, mimpi macam apa ini?
Beginikah mimpi basah yang sering dibicarakan orang-orang?
Oh anggap saja begitu. Dan nikmati saja selagi bisa.
"Zoia... gadis kecilku..."
"Ohh oh... apa itu..."
"Itu apa Sayang?"
"Yang tadi itu... pahaku... pahaku bergetar..."
Nicholas mengecup rahang, leher dan payudara ranum Zoia, mengulumnya, memberikan hisapan kuat, seolah membuat tanda kepemilikan.
Damn!
Dia tak pernah merasakan kepuasan menggila ini sebelumnya. Lagi-lagi dia nyaris sampai puncak tapi dia tak ingin menyelesaikan permainan secepat ini. Jadi pria itu berhenti sejenak, mengatur napas dan menahan dirinya sebelum kembali menggerakkan batangnya liar.
"Berhenti... tolong... aku... rasanya akan kencing di celana."
"Kau tak pakai celana lagi. Dan itu bukan kencing, vaginamu akan mengeluarkan cairan lain."
"Apa... maksudmu... ohh sial... apa lagi itu?"
Nicholas semakin semangat menggenjot. Sesekali pria itu mengerang saking gilanya dia di buat oleh gadis polos yang mabuk berat.
Bagaimana bisa gadis kecilnya yang centil berubah menjadi polos begini? Dulu bahkan dia menuliskan banyak surat cinta. Kalau diingat-ingat, waktu itu Zoia hanya menulis kalimat 'Nicholas, kau sangat tampan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN
Romantizm[ 21+ ] CERITA INI MENGANDUNG AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAHASA VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA --------------- 📝 01/11/220