Malam itu hujan turun cukup deras dan petir terdengar menggelegar beberapa kali. Hal itu membuat Zoia meringkuk ketakutan dan gemetaran di dalam pelukan Nicholas.
Ya, hanya satu hal yang paling ditakuti oleh Zoia yaitu petir. Dia benci hujan deras apalagi di malam hari. Rasanya seperti mendengar bunyi sangkakala. Nicholas yang baru mengetahui itu hanya terkekeh lucu sambil mendekap gadisnya dalam-dalam. Memberikan kecupan di puncak kepala Zoia berkali-kali untuk menenangkannya.
"Sudah tak ada petir lagi, Sayang." Bisik Nicholas.
Zoia yang masih menyembunyikan dirinya di bawah ketiak Nicholas pun memberanikan diri untuk mendongak. Wajahnya pucat pasi tapi benar, hujan sudah reda. Dan matahari sudah bersinar. Pagi sudah datang.
Dan untung ada Nicholas malam itu, kalau tidak, dirinya akan bersembunyi di bawah kolong meja. Huh menyebalkan sekali!
Zoia pun menarik napasnya dalam lalu bangun dari tidurnya, bergerak ke dapur.
"Kenapa kau bisa takut petir hm?"
"Aku tak tau." Jawab Zoia lemas sambil menuangkan sereal ke dalam mangkuk."Bunyinya mengagetkan. Terkadang seperti akan memecahkan bangunan."
Nicholas menyingkap selimutnya, memakai boxer hitamnya lalu menghampiri kekasihnya.
Oh sudahkah mereka resmi menjadi sepasang kekasih?
Entah. Anggap begitu.
Dari cara mereka bersikap, terlihat seperti itu bukan? Sepanjang malam bercinta, lalu sekarang Nicholas memeluk tubuh Zoia dari belakang dengan mesra, memberikan banyak kecupan basah di leher dan pundak Zoia yang terbuka.
Gadis itu hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Pipinya memerah bagai tomat masak.
"Aku berpikir kenapa kau tak tinggal bersamaku di penthouse ku saja?"
"Penthouse mu?"
"Hm." Angguk Nicholas."Tempat itu terlalu besar untuk satu orang. Dan tempat ini begitu sempit untuk dua orang."
"Memang kau berniat tinggal di apartemenku?"
"Aku berniat membawamu ke penthouseku."
Zoia menuangkan susu ke dalam mangkuk sambil menelan ludah susah payah.
"Disana kita bisa bercinta di banyak sudut. Tak hanya di ranjang."
"Menurutmu aku akan tertarik dengan tawaran seperti itu? Dasar pria tua mesum."
Zoia memutar matanya sambil melepaskan diri dan meletakkan dua mangkuk sereal di meja. Nicholas berjalan mengitari meja untuk duduk di hadapan Zoia. Matanya terus memandangi gadis itu. Dia tak berhenti melakukannya hingga membuat Zoia tampak tak nyaman.
"Aku ingin kau mengisi penthouse ku, Zoia. Aku ingin kau bangun setiap pagi dan bertengger di dapurku. Seperti sekarang."
Zoia mengunyah serealnya dengan jantung berdetak cukup cepat sekarang. Tawaran yang menggiurkan bukan?
"Katakan sesuatu, Sayang."
"Aku sedang memikirkannya."
Nicholas tersenyum tipis sambil menempelkan ponsel di telinganya."Datang kemari dan bereskan barang-barang Nona Zoia dari apartemennya."
Zoia membelalak."Hei apa maksudmu?"
"Mulai malam ini kau akan tidur di ranjangku, Sayang."
Nyaris tersedak, Zoia hanya bisa membuka dan menutup mulutnya. Dan Nicholas melanjutkan sarapannya dengan tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN
Storie d'amore[ 21+ ] CERITA INI MENGANDUNG AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAHASA VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA --------------- 📝 01/11/220