Chapter 37 : He likes her

171K 11K 1.7K
                                        

Pagi itu...

Penthouse milik Nicholas dikejutkan oleh segerombolan manusia yang masuk tiba-tiba. Pria yang baru bangun itu menatap malas satu persatu orang yang baru saja tiba.

Cih.

Tiga hari yang lalu Keenan sudah dipulangkan ke Berlin dan sekarang pria itu muncul lagi. Parahnya dia membawa manusia menyebalkan lainnya ; Noah, Jeremy, Jack, Elijah, Anaya, dan Candice.

"Anak kurang ajar."

"Menantu kurang ajar."

Itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulut Noah dan Jeremy.

"Kenapa kalian datang tiba-tiba? Ini masih pagi buta. Jangan membuat kekacauan. Kalau kalian berniat mengacau sebaiknya pulang saja."

"Nicholas, apakah begitu aku mengajarkanmu cara menyambut tamu?"

"Mom tak usah membuat drama. Sekarang katakan kenapa kalian datang kesini?"

Kini semuanya menatap ke arah Keenan. Pada wajah buruk rupa pria itu. Bagaimana tidak? Wajah pria itu dihiasi banyak bekas luka dan lebam akibat pukulan Nicholas.

"Kenapa dia pulang ke Berlin dengan kondisi mengenaskan seperti itu?"

"Dia kembali menangis di belakang kandang ayam dan itu membuatku frustasi."

"Menjadi tetangga yang rumahnya tepat di sebelah kandang ayammu, membuatku tidak bisa tidur. Ditambah lagi ada tangisan pria di sudut kandang. Itu menyeramkan."

"Aku tidak menangis di belakang kandang ayam. Jangan hiperbola." Kesal Keenan.

"Ada masalah apa sebenarnya? Kalian bertengkar?" Tanya Noah menatap Nicholas dan Keenan bergantian.

"Keenan berselingkuh?"

"Jelas, dia melakukan kekerasan rumah tangga."

"Jangan konyol. Aku sedang tidak mood melayani kekonyolan kalian." Nicholas baru saja hendak menutup pintu sebelum mereka mendobrak masuk seenaknya.

Semuanya melepaskan jaket, lalu mengambil tempat duduk di sofa seolah rumah sendiri.

"Omong-omong mana Zoia?" Tanya Anaya.

"Masih tidur."

"Jadi bisa kita mulai saja?"

"Mulai apa?"

"Musyawarah."

"Dad apa lagi sekarang?" Nicholas menatap Noah dengan tatapan dingin bercampur kesal.

"Duduk disini, kita selesaikan masalahmu. Kenapa bertengkar dengan Keenan?"

"Oh come on! Kami bukan anak kecil lagi!"

"Bukan anak kecil tapi kelakuan kalian masih sama seperti dulu. Tak ada beda."

"Kali ini berbeda."

"Dulu kalian selalu meributkan soal siapa yang menang dalam bermain bulu tangkis."

"Lalu Nicholas pulang dalam keadaan babak belur sambil menangis."

"Dan Keenan pun babak belur karena menghajar pria yang memukul Nicholas."

"So sweet."

"Sekarang masalahnya beda dan aku tak ingin kalian ikut campur." Nicholas menatap satu persatu dari mereka.

Dan para pria paruh baya itu terdiam, memandangi Nicholas lalu Keenan bergantian. Mereka dapat melihat ketegangan dan permusuhan antara keduanya.

"Sebenarnya ada masalah apa?" Tanya Jack lagi."Apapun masalahnya sebaiknya diselesaikan dengan baik."

MILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang