Chapter 25 : Making love

345K 14.3K 2.2K
                                        

Wanita itu mendongak kesana kemari mencari Nicholas tapi malah menemukan Keenan yang tidur di sofa. Zoia mengguncang-guncangkan tubuh Keenan hingga pria itu terbangun dan segera memasang wajah marah begitu melihat sosok Zoia. Inilah pelaku utama yang sudah menyebabkan dirinya tidur di sofa!

"Dimana Nicholas? Kenapa kau tidur di sofa, Keenan?"

"TANYAKAN PADA DIRIMU SENDIRI!!"

Bagai di sambar petir rasanya mendengar teriakan Keenan yang menggelegar. Apalagi wajahnya, seperti penuh dengan kobaran api.

Zoia menjadi takut, dan mundur dari sana.

"Dia tidur di kamarku." Kata Keenan setelah membuang napasnya kasar.

"B-Baiklah..."

Zoia langsung berjalan cepat menuju kamar Keenan. Dirinya benar-benar syok. Huh sialan.

Dan begitu sampai di kamar Keenan, Zoia menggigit bibirnya melihat suaminya yang tertidur pulas. Ya ampun dirinya merasa sangat bersalah kini. Sekaligus merasa lega bahwa Nicholas tak melarikan diri pada perempuan itu.

Mimpi itu sangat amat sialan!

Zoia sangat jijik dan ingin membenturkan kepalanya untuk menghilangkan ingatan itu dari otaknya.

"Sayang... ayo pindah ke kamar kita..." bisik Zoia.

Nicholas hanya menggeliat, terlalu pulas di alam bawah sadarnya, membuat Zoia tak tega membangunkannya lagi. Dia memilih untuk tidur di atas lengan Nicholas, memeluk suaminya.

"Maafkan aku."

"Hm..."

Zoia mendongak, melihat Nicholas yang sedang membuka matanya perlahan.

"Maaf kalau aku membangunkanmu."

Nicholas mempererat dekapannya begitu menyadari istrinya disana. Cuaca kebetulan sangat dingin. Dan dia merindukan kehangatan. Ya, mendadak berada di dekat istrinya seperti ini membuatnya menginginkan hal itu...

Seketika dia membuka matanya, bergeser sedikit agar bisa menatap bola mata Zoia.

"Nicholas, maafkan aku, tadi aku ketiduran dan tak sadar kau masih di luar kamar."

"Hm."

Zoia membenamkan wajahnya ke dada suaminya lebih dalam, mencium aroma maskulin yang terpancar dari pori-porinya, memejamkan matanya, berusaha kuat menghilangkan ingatan tentang mimpi itu. Astaga gila memang!

"Aku sepertinya sudah tak bisa tidur lagi." bisik Nicholas pelan.

Bola mata keduanya kini menyatu bagai dihubungkan oleh seutas benang yang tak kasat mata. Dengan senyum menggoda yang terlukis di wajah Nicholas, membuat Zoia pun merasakan sesuatu di dalam celananya berkedut-kedut.

"Apakah kau masih marah padaku?" Tanya Nicholas.

"Tadi kau benar-benar menghubungi Jessica?"

"Aku hanya menempelkan ponsel di telingaku."

"Kau membuatku kesal." Rengek Zoia sambil memukul pelan dada Nicholas yang tak mengenakan baju. Matanya menjalar pada bentuk tubuh indah suaminya itu.

Dada bidang yang terbentuk sempurna akibat sering berolahraga, otot tangan yang indah, warna perunggu yang mengkilap, perut yang rata dan padat... oh ya ampun!

Dulu dia sering membayangkan tubuh Nicholas yang  seperti pahatan tanpa lemak itu berada di atasnya. Ternyata hayalan nakalnya menjadi kenyataan sekarang.

Oh god.

Zoia menggigit bibir bawahnya sambil menggesekkan pahanya ke tubuh Nicholas.

"Zoia, aku sungguh tak suka kau berhubungan lagi dengan Ataric. Kau ingin menjadi istri yang baik bukan? Patuhi saja yang satu itu."

MILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang