Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah BMW i8 silver baru saja mendarat dengan sempurna setelah melakukan drift yang cantik, terparkir tepat di sebelah Lamborghini Huracan yang sudah di modifikasi. Kemudian, seorang pria dengan tubuh jangkung yang memakai pakaian serba hitam pun keluar dari BMW tadi. Wajahnya sarat akan kemisteriusan yang mengundang setiap mata wanita untuk memaku mata mereka pada wajah pria itu. Perawakannya yang dingin berhasil membuat jantung setiap wanita copot seketika.
Itu adalah dosa terbesar seorang Javier Louis Rayan. Terlahir menjadi sosok pemuda paling tampan di sepanjang garis keturunan Rayan. Rasanya Tuhan tengah berada dalam mood yang bagus saat menciptakannya. Pria itu berjalan mengitari mobilnya, membuka pintu penumpang.
"Kita sudah sampai, my queen."
"Javier berhentilah memanggilku dengan sebutan menyebalkan itu. Aku tak suka." Dengus Jasmine sambil menyambut uluran tangan saudara kembarnya itu.
"Lalu kau sukanya kusebut apa, my queen?"
"Cukup, Javier. Kau bertingkah seperti idiot."
"Kau cantik saat merajuk, Jaz."
"Aku memang cantik setiap saat. Tidak hanya saat merajuk, saat buang air besar pun aku tetap cantik."
Javier pun terkekeh. Ya, hanya Jasmine yang mampu membuat pria itu tersenyum.
Keduanya pun langsung masuk ke dalam sebuah bar sambil bergandengan tangan, langsung berjalan lurus ke markas besar The Billionaire Twins Club.
Hidup memiliki kembaran, membuat mereka membentuk sebuah geng kembar bersama Alaric Adams Patlers dan Aaric Adams Patlers yang merupakan anak dari sahabat ayahnya sendiri tanpa sengaja. Tau-tau mereka sering hang out bersama, melakukan balapan, dan segala macam kegiatan lainnya.
Dimanapun ada Jasmine, disana pasti ada Javier. Sikap protektif sang kakak benar-benar membuat Jasmine harus diam-diam melakukan hubungan percintaan. Karena rasanya semua pria yang mendekati Jasmine harus berakhir menerima pukulan dari Javier.
Oh kakak yang begitu baik.
"Kalian lama sekali. Kami hampir mau pulang." Dengus Aaric kesal.
"Ratu kita berdandan cukup lama." Jawab Javier sambil mengambil tempat duduk lalu membuka sebuah kaleng, meneguk air dari dalam sana.
"Oh tapi tampaknya sang ratu tak memakai dandanan apapun."
Semua mata tertuju pada wajah natural milik Jasmine.
"Yah aku memang tak memakainya. Dan sekarang biarkan aku merias wajahku." Jasmine mengambil tas makeup nya lalu bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan cepat sebelum Javier sempat melarangnya.