Oki membuat jadwal bagaimana semua ini akan dilakukan; kapan Agni dan Pendar rekaman, kapan rekaman itu diedit, kapan hasil edit di-mixing dengan musik dan suara latar, lalu terakhir, bagaimana mereka akan menggunakan hasil jadinya sebagai konten di apps yang mereka buat. Pendar merancang apa yang akan dia dan Agni dibicarakan dan bagaimana membicarakannya.
"Ini mic baru gue beli," kata Oki siang itu setelah kelas berakhir sambil menyerahkan sebuah kotak berukuran sebesar buku tulis. "Pastikan rekamannya sempurna. Kita ketemu lagi minggu depan untuk melanjutkan urusan ini."
"Gue punya mic, kok, di rumah. Lo mau ke mana memangnya?" tanya Pendar yang sedari pagi merasa aneh dengan pembawaan Oki yang tidak seceria—atau lebih tepatnya; tidak secuek—biasanya. Bahkan dia membiarkan saja Pendar duduk di sebelahnya di sepanjang kuliah tanpa melemparkan satu kata kasar pun untuk menyinggung perasaannya—dan itu aneh.
"Hmmm ... family matters," jawabnya singkat dan sedikit ragu. "Ini mic pasti lebih bagus dari punya lo. Jadi, pakai ini."
"Satu minggu penuh?" tanya Pendar memastikan.
"Ya," jawab Oki dan lagi-lagi terasa terlalu singkat untuk Pendar. "Ada yang sakit atau apa?"
Oki terdiam. Pendar menunggu apapun yang gadis itu akan katakan. Namun yang kemudian dia dengar malah pertanyaan.
"Kita ngerjain ini semua bareng bukan berarti kita harus berbagi cerita personal bareng, kan?" tanya Oki.
"Tapi, aku cerita tentang Lula," ketika Pendar menyebutkan nama itu, dadanya masih terasa sedikit sakit. "Aku juga cerita tentang Agni."
"Itu enggak terlalu personal," ujar Oki. Dia lalu berjalan menyusuri selasar dan Pendar mencoba mengikutinya. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada gadis ini. Mereka sudah kenal lebih dua bulan dan ada di proyek bersama selama sebulan.
"Lo ingin lebih," ujar Oki lagi. Dia berhenti dan menatap Pendar. "Lo ingin tahu lebih tentang gue."
"Itu pernyataan?" tanya Pendar.
"Itu kesimpulan gue," jawab Oki. "Hati-hati sama apa yang lo mau."
"Terus, gimana caranya gue ngerjain ini sendirian?" tanya Pendar lagi.
"Kerjain semua sesuai jadwal dan apa yang sudah kita sepakati. Begitu aja. Gue bakalan balik minggu depan. Lo enggak perlu kuatir," kata Oki. Dia tersenyum lalu meninggalkan Pendar yang masih berdiri di selasar. Oki berjalan ke arah tempat parkir motor dan setelahnya, seharian itu, Pendar tidak melihat gadis itu lagi.
Kalau apa yang Oki janjikan benar, maka dia akan bertemu dengan gadis itu seminggu lagi. Selama itu, dia harus mengerjakan semua yang sudah mereka jadwalkan dan sepakati. Salah satu jadwal yang dia tunggu adalah; bicara dengan Agni dan merekam pembicaraan mereka setiap malam, selama seminggu penuh. Pendar membuat podcast mereka jadi satu musim yang terdiri dari enam episod. Setiap malam, dia dan Agni akan merekam satu episod berdasarkan tema tertentu—tema ini dia dan Agni yang rancang dan sepakati. Dia tidak sabar menanti malam nanti, jam sembilan malam, ketika dia harus menelepon Agni dan mungkin bicara dengan gadis itu sampai menjelang tengah malam. Dia dan Agni sudah menyepakati juga bahwa apa pun yang mereka bicarakan, mereka akan membicarakannya seperti biasanya mereka mengobrol—tidak kurang dan tidak lebih.
Sore ini, dia ada janji untuk bertemu dengan Papa. Awalnya, Papa meminta Pendar untuk datang ke apartemennya, tetapi semua pekerjaannya membuat Pendar dengan sangat berat hati menolak dan akhirnya, Papa yang mengalah dan berjanji untuk datang ke rumah. Ketika Pendar sampai di rumah, yang dia temukan di ruang tamu adalah kedua orang tuanya yang sedang bicara dengan cara aneh yang selama ini tidak pernah dia lihat. Mereka terlihat tenang, santai, dan biasa saja—seperti dua orang teman yang tidak terlalu punya hubungan dekat tapi juga tidak terlalu jauh. Pendar masuk dan meminta Papa untuk menunggu sebentar karena dia ingin mandi. Pendar mendengar sayup pembicaraan mereka tentang sidang perceraian ketika dia menaiki tangga. Lalu suara tawa pelan Mama sambil mengatakan bahwa seharusnya mereka merayakan selesainya sidang itu dua minggu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ampersand
RomansaSebuah telepon salah sambung mempertemukan Agni dan Pendar. Mereka lalu bertukar cerita, saling berbagi hidup lewat kabel yang mengantarkan suara. Pendar yang orangtuanya sedang dalam proses perceraian, lalu pacarnya yang mulai menjauh karena kesibu...