2001 - Part 2
"Kami sudah siap untuk seleksi kalian, ikuti aku sekarang" titah seorang perempuan yang biasa dipanggil Prof. McGonagall itu
Kami mengikutinya, pintu ruangan terbuka lebar, kami masuk kedalam ruangan megah itu, sudah ada siswa - siswi lama yang duduk dimeja makan.
"Apakah kalau tiba - tiba hujan kita akan basah begitu saja?" Aku mengadah, melihat ke langit - langit, pertanyaan norak ku kambuh lagi sepertinya, padahal seharusnya aku tahu jawabannya
"Langitnya bukan sungguhan, tapi disihir mirip langit saat malam" jelas Hermione
"Darimana kau tahu?" tanyaku, Hermione benar - benar seperti tahu segalanya
"Aku membacanya dibuku sejarah Hogwarts"
Aku mengangguk - ngangguk saja, karena aku sendiri belum pernah membaca buku itu.
Kemudian aku melihat sekilas Mark yang sudah duduk disalah satu kursi bersama teman - teman yang satu asrama dengannya, dia memberiku tatapan jahil seperti biasanya.
"Harap tunggu sebentar" kata Prof. McGonagall, dihadapan kami sudah ada kursi beserta topi sihir, lalu ada beberapa guru yang tersenyum ramah untuk menyambut kami, tapi ada juga yang berekpresi tanpa senyuman
"Sekarang, sebelum kita mulai. Professor Dumbledore akan memberikan satu, dua patah kata"Dumbledore, aku mengenalnya, karena Ayah dan Ibuku juga mengenalnya dengan baik, setahuku dia adalah penyihir senior yang sangat hebat.
Professor Dumbledore berdiri dari kursinya. "Aku punya pengumuman awal semester, bagi siswa tahun pertama, kalian harus ingat bahwa Hutan Terlarang berbahaya bagi semua siswa"
"Penjaga sekolah kita, Mr. Flich juga memintaku mengingatkan kepada kalian, bahwa koridor lantai 3 sebelah kanan itu tidak boleh dikunjungi, bagi yang melanggar dapat menderita kematian yang sangat mengerikan. Terimakasih" tutupnya, kemudian ia kembali dudukAku bergidik ngeri. Apa maksudnya kematian? Aku disini untuk bersekolah. Masa dihari pertama aku datang saja sudah diperingatkan tentang kematian, seram sekali.
"Sekarang, saat aku panggil nama kalian, majulah kedepan, aku akan meletakkan topi seleksi dan kalian akan diseleksi untuk asrama kalian"
"Hermione Granger" panggil Prof. McGonagallHermione yang ada disebelahku terlihat gugup, dia menghela nafasnya lalu maju kedepan. "Oh, tidak... Okay... Rileks"
Hermione duduk dikursi itu, dikepalanya sudah ada topi sihir yang bisa bicara.
"Baik, hmmm..."
"Benar, okay..."
"Okay... Gryffindor!" kata topi itu, lalu aku dan semua yang ada disana bertepuk tangan, Hermione turun dari kursi dan langsung bergabung ke kursi siswa - siswi asrama Gryffindor"Draco Malfoy!" panggilnya lagi
Belum sampai topi itu terpakai olehnya, seperti baru menempel ke ubun - ubunnya saja, topi itu seperti sudah tahu anak itu pantas ditempatkan dimana.
"Slytherin!" Reaksi orang - orang masih sama, bertepuk tangan dengan bangga
"Semua penyihir yang menjadi jahat berasal dari asrama Slytherin" bisik Ron pada Harry, aku yang mendengarnya hanya tersenyum miring
"Bagaimana bisa menjadi jahat kalau aslinya dia sudah jahat?" gumamku
"Kau juga berpotensi menjadi anak Slytherin, Sarah. Kau anak Dave Dawson, penyihir hebat, kau juga pure-blood" ucap Ron yang mendengarku tadi
"What? Apa - apaan... Aku tidak mau-"
"Sarah Dawson" Ini giliranku, mendengar apa yang dikatakan Ron barusan aku menjadi ikut gugup, aku tidak mau berada di Slytherin, bisa stress aku bertemu manusia macam Malfoy disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Similiar Enemy ; Draco Malfoy
FanfictionCerita ini tentang seorang gadis bernama Sarah Oxcelia Dawson, yang berasal dari keluarga penyihir (Pure-blood). Dia bertemu dengan Draco Malfoy yang berstatus darah sama dengannya, tetapi pertemuan pertama mereka sudah meninggalkan kesan buruk, beg...