42. Rahasia

474 58 0
                                    

2007 - Part 9

Tidak ada lagi tempat menangis untuk Sarah, selain Astronomy Tower. Bahkan, dia tidak menemukan tempat lain yang baginya cukup sepi untuk mencurahkan isi hatinya itu.

Mencari Draco? Tidak mungkin, dia tidak mau masalah ini semakin panjang. Apalagi jika Draco tahu tentang Dumbledore's Army, tentang Sarah yang dibenci sebagian teman - temannya karena dituduh melaporkan organisasi mereka. Bisa - bisa Draco marah besar pada teman - temannya.

Udara di Astronomy Tower malam ini terasa lebih dingin dari biasanya. Untung saja, Sarah masih berpakaian seragam lengkap, sehingga dia tidak terlalu merasa kedinginan.

"Aku mencarimu kemana - mana. Apa yang kau lakukan disini malam - malam begini?" Suara arogan Draco mendekat, Sarah buru - buru menghapus air matanya yang terus saja menetes.

Sarah memang tidak pernah bisa bersembunyi. Jika di ingat - ingat lagi memang selalu ada Draco saat dia sedang menangis. Dimana pun itu.

Draco memegang kedua bahu Sarah, memutar badan gadis ini menjadi menghadapnya. "Kau menangis? Siapa? Siapa yang membuatmu menangis?" Tanya Draco khawatir.

Sarah hanya diam, tidak berkata apapun.

"Darling, aku memang tidak sama sekali memintamu untuk menceritakan hal apa yang membuatmu sibuk akhir - akhir ini sehingga kita jarang bertemu. Aku tidak masalah dengan hal itu, tapi melihatmu menangis sekarang dalam keadaan aku tak tahu apapun, aku jelas tidak terima. Apa yang terjadi?" Draco menatap wajah Sarah yang sedikit sembab akibat menangis. Bahkan, air matanya masih tidak bisa berhenti menetes.

"Darimana kau tahu aku disini?" Akhirnya Sarah membuka suara.

"Kau tidak ada bersama teman - temanmu. Jadi, aku memutuskan untuk mencarimu"

"Lebih baik kau kembali ke Asrama saja. Aku pergi kesini di jam segini saja sudah cari mati. Tetapi, aku tidak peduli jika aku diberi detensi oleh Umbridge. Asalkan jangan sampai kau terkena detensi juga..."

"Aku tidak peduli juga. Kau harus katakan padaku sekarang, kenapa kau menangis?"

"Draco-"

Draco memegang kedua tanganku, "Ceritakan padaku." Katanya serius.

"Aku tidak bisa menceritakan apapun padamu!" Sarah menghamburkan pelukannya. Ia menangis, lagi - lagi menangis didalam dekapan, seorang Draco Malfoy. Tetapi, perbedaan keadaannya sekarang Sarah sudah resmi berpacaran dengannya.

"Disaat semua sudah terjadi begini, kau memilih tetap menyembunyikannya dariku?"

"Aku benar - benar tidak bisa cerita padamu"

Sarah membohongi perasaannya sendiri, dia ingin sekali menceritakan hal yang membuatnya sedih pada kekasihnya. Tetapi, tidak mungkin. Tidak mungkin dia menceritakan hal yang menyangkut Draco sendiri juga didalamnya.

Gadis ini tersenyum miris, berusaha keras menahan agar air matanya berhenti, "Mengapa selalu ada kau setiap aku menangis?" Ucapnya,

"Aku akan selalu ada di dekatmu, jangan pernah merasa kau sendirian. Kau punya aku" Draco mengelus punggung Sarah, menenangkannya. "Sekarang sudah malam, kau harus cepat kembali ke Asrama. Kau bahkan belum mengganti bajumu..."

"Aku tidak mau kembali ke Asrama"

"Kau mau disini seharian?"

"Apapun itu asal tidak ke Asrama. Kau yang lebih baik kembali, jika Flich melihatmu disini dia akan melaporkannya pada Umbridge"

"Aku akan mengantarmu, ke Asrama"

"Tidak, Draco"

"Iya, sekarang juga"

Similiar Enemy ; Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang