06. Sulit untuk tidak membencinya

1K 124 6
                                    

2001 - Part 06

Mata Harry terbuka, dia bangun setelah tak sadarkan diri semenjak malam kemarin, sekarang dia berada dirumah sakit.

Sudah ada beberapa kado didepannya, membuat dia tersenyum saat baru saja siuman.

"Good Afternoon, Harry" ucap Prof. Dumbledore
"Hadiah dari para admire mu?"

"Admires?" heran Harry

"Apa yang terjadi padamu dan Prof. Quirell di Dungeon adalah suatu rahasia besar, artinya wajar saja jika mereka tahu"
"Nampaknya, temanmu Ron telah membantumu membuka salah satu kadonya" kata Prof. Dumbledore lagi saat melihat bungkus coklat kodok yang terbuka

"Ron disini? Dia baik - baik saja? Hermione juga? Bagaimana dengan Sarah?" tanya Harry bertubi - tubi

"Fine, mereka baik - baik saja"

"Ah, Professor, bagaimana dengan batu itu?"

"Relax, Boy, batu itu sudah dihancurkan, kawanku Nicholas dan aku sudah merundingkannya, kami setuju ini untuk kebaikan bersama" Prof. Dumbledore

"Tapi kalau begitu, Flamel akan mati, bukan?"

"Ia punya cukup ramuan untuk itu, tapi ya... Dia akhirnya akan mati" jawab Prof. Dumbeldore sambil duduk dipinggir ranjang Harry

"Tapi, bagaimana aku bisa tahu tentang batu itu?"
"Saat aku memandangi cermin dan-"

"Kau tahu, hanya seseorang yang ingin menemukan batu itu, menemukannya dan tidak akan menggunakannya yang bisa memperolehnya"
"Itu adalah ide briliant ku"
"Antara kau dan aku, itu berarti sesuatu"

"Apakah berarti dengan tidak adanya batu itu, Voldemort tidak akan kembali?"

"Ah, aku khawatir ada cara lain yang bisa mengembalikannya"
"Harry, tahukah mengapa Prof. Quirrell tidak tahan saat kau sentuh?"
"Itu karena ibumu yang mengorbankannya untukmu, tindakan seperti itu meninggalkan bekas" kata Prof. Dumbledore yang membuat Harry refkeks menyentuh keningnya
"Tidak, bekas semacam ini tidak terlihat, bekas semacam ini tertinggal didirimu"

"Apa itu?"

"Cinta, Harry, Cinta..." Prof. Dumbledore kemudian mengelus kepala Harry

~~~

[AUTHOR POV]

Sarah, Hermione dan Ron sedang berada ditangga dekat rumah sakit, tentu menunggu Harry keluar

"Aku khawatir sekali dengan Harry, mengapa dia belum keluar?" ucap Sarah sambil mondar - mandir seperti orang yang banyak hutang

"Dia akan segera keluar... Prof. Dumbledore sedang menemuinya" Hermione

"Benar ada banyak sekali coklat tadi disana, aku membukanya satu dan aku mendapat kartu-" Ron

"Astaga... Harry!" Sarah menunjuk Harry yang entah kapan berada disana

"Kau baik - baik saja, Sarah?" Harry menyunggingkan senyumannya

"Astaga aku mau meleleh, tampan sekali" - batin Sarah

"Tentu baik saja. Harry, kau tak apa?"

"Tidak apa - apa" kata Harry yang kemudian menatap Ron "Ron, kau baik - baik saja?"

"Baik..." jawab Ron

"Kau Hermione?" Harry

"Tidak pernah merasa sebaik ini" jawab Hermione sambil tersenyum

~~~

[SARAH POV]

Makan malam tiba, kata Ron, hari ini juga akan diumumkan siapa pemenang piala Asrama, mengingat sudah berapa aturan yang kami langgar sehingga membuat point Gryffindor banyak terpotong, kami hanya pasrah, sepertinya harapan kami untuk menang akan musnah.

Similiar Enemy ; Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang