2009 - Part.7
Segala kekhawatiran terbesit di pikiran Draco. Dia terus dihantui ketakutan kalau Sarah akan dalam bahaya jika terus bersamanya. Namun, Draco tidak bisa melakukan apapun, dia tidak bisa kalau harus berpisah dengan Sarah.
Tetapi, seiring berjalannya waktu. Dirinya semakin takut kalau sampai membahayakan Sarah dan gagal melindunginya, dia tidak mau nyawa gadis itu ikut terancam.
"Aku telah berpikir. Mungkin jika kau menjauhiku, kau tidak akan berada dalam bahaya. Aku satu - satunya ancaman kau tidak aman lagi"
"Maksudmu?" Mata Sarah terbelalak,
Draco memejamkan matanya, berusaha menguatkan hati dan meyakinkan pikirannya, "Tinggalkan aku. Itu permintaanku akan kesepakatan yang kita buat dulu, ingat? Aku masih ada tiga permintaan. Kau bilang kalau aku bisa memakainya lagi, ketika kita bukan sepasang kekasih. Aku mau kau tetap hidup aman, kau bisa membenciku lagi seperti dulu." Katanya tanpa melihat kearah Sarah.
Sarah terkejut. Tunggu, ini tidak adil baginya, Draco bilang dia tidak mau kalau Sarah membencinya, tetapi sekarang Draco memintanya melakukan itu?
"Draco, kau pikir perasaanku adalah mainan?" Tanya Sarah, dia tidak percaya dengan apa yang Draco ucapkan.
"Aku tidak mau nyawamu terancam!" Draco meninggikan nada bicaranya.
"Kau akan membunuhku jika kau menyuruhku untuk meninggalkanmu, Draco"
"Aku adalah seorang Death Eaters sekarang. Kau dalam bahaya jika masih berhubungan denganku"
"Wow, you broke our promise" Sarah tersenyum miris, dia menahan air matanya yang siap jatuh kapan saja.
Draco menundukkan pandangannya, "I'm sorry..." gumamnya pelan.
"Kita berjanji menghadapinya bersama. Aku bilang, aku tidak akan pernah meninggalkanmu"
"But you have to do that, Sarah Dawson. Leave me, now!" Ujar Draco dengan nada yang terdengar seperti orang yang habis kesabaran, tetapi Sarah sama sekali tidak mau mendengarkannya.
Sarah menggelengkan kepala."WHY?!"
"BECAUSE I LOVE YOU SO MUCH!" Bentak laki - laki rambut pirang bersetelan hitam - hitam itu sembari memegang pundak Sarah. Pelupuk mata Draco juga sudah membendung airmata. Sejujurnya dia sungguh tidak mau ini terjadi.
Tapi ia merasa ini harus.
Hening sesaat, hanya terdengar suara nafas mereka masing - masing diruangan ini.
"Aku tidak mungkin membiarkanmu sendirian menghadapi semua ini. Kau selalu sedih setiap hari belakangan ini dan aku ingin menemanimu, bersamamu meski situasi sekarang ini begitu mengerikan" kata Sarah lirih, ia menatap manik abu yang sudah digenangi air mata juga,
Draco hanya diam, terlihat jelas diwajah sendunya bahwa dirinya juga tak sanggup jika harus berpisah dengan gadis yang ia cintai ini. Gadis yang menaruh harapan penuh kalau Draco tidak benar - benar serius dengan ucapannya.
"Pada intinya, aku tidak bisa--"
"Kau harus bisa." tukas Draco, langsung meninggalkan Sarah.
Sarah mematung, lalu terduduk dilantai, dia menangis sembari memeluk lututnya. Tidak percaya kalau hal ini terjadi, dia terlalu banyak melewatkan hal bersama Draco. Bahkan baru saja siang tadi dia makan siang dimeja yang sama bersama Draco, lalu menonton Quidditch bersama, melihat Draco menyemangati Ron. Dan, sekarang dia diminta untuk meninggalkan itu semua?
"... Draco aku benar - benar tidak bisa" Ucap Sarah, isakkan tangisnya terdengar memenuhi Ruang Kebutuhan ini.
Tangis pertama, tanpa seorang Draco Malfoy disampingnya, juga tangis pertama tanpa pelukan laki - laki Slytherin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Similiar Enemy ; Draco Malfoy
FanfictionCerita ini tentang seorang gadis bernama Sarah Oxcelia Dawson, yang berasal dari keluarga penyihir (Pure-blood). Dia bertemu dengan Draco Malfoy yang berstatus darah sama dengannya, tetapi pertemuan pertama mereka sudah meninggalkan kesan buruk, beg...