48. Truth Or Dare

498 46 0
                                    

2009 - Part. 4

Beruntung Sarah tidak menghanguskan wajahnya seperti yang dilakukan Seamus. Dia tidak berhasil membuat ramuan Draught Of Living Death itu, Ron juga tidak, Hermione dan Draco yang dikenal sebagai murid cerdas di Hogwarts juga tidak. Hanya Harry yang berhasil membuatnya, dia mendapatkan Liquid Luck sesuai janji Prof. Slughorn.

Seusai makan malam Sarah berniat untuk pergi ke Astronomy Tower. Ya, setidaknya dia bisa pergi kesana sekarang, karena pada saat jam bebas sorenya tadi, sudah dia gunakan untuk menemani Hermione selama berjam - jam mencari tahu di Perpustakaan. Terkait apa yang salah dengan ramuannya, hingga Harry bisa dengan sempurna membuatnya, sementara dirinya tidak.

Sarah sampai di Astronomy Tower, dia rindu dengan tempat itu, rindu dengan segala kenangan yang ada disana. Sampai dia menangkap sesosok laki - laki pirang, yang tidak disangka ternyata juga pergi malam ini, ke tempat ini. Draco, dialah seseorang yang banyak menghabiskan waktu ditempat ini bersamanya.

Tetapi, Sarah buru - buru membalikkan badannya, dia memilih untuk pergi karena sepertinya untuk sekarang ini Draco sedang tidak ingin bersama siapapun.

"Aku sudah menduga kau akan kesini, Love. Kenapa kau suka sekali keluyuran malam - malam begini?" Ucap Draco yang menyadari kehadiran Sarah disana.

"Tidak, maaf jika aku mengganggumu, aku akan kembali ke Asrama saja."

"Love..."

Entah kapan Draco berada dibelakang Sarah, tetapi sekarang laki - laki itu memeluknya dari belakang, menaruh kepalanya dibahu Sarah.

"Draco, jika kau benar - benar sedang tidak ingin diganggu. Aku akan pergi sekarang juga-"

"Apakah kau akan memaafkan aku? Karena aku bersikap seperti menghindarimu selama beberapa hari ini"

"Kenapa, Drac? Apa yang memenuhi pikiranmu? Atau aku ada salah denganmu?"

"Tidak, hanya saja... Semakin aku berada didekatmu, rasanya aku tidak bisa. Aku tidak bisa membawamu dalam hidupku yang berbahaya... Ini sulit sekali"

"Kita berjanji akan menghadapinya bersama kan? Kau tahu ini akan segera berakhir, Draco"

"Tidak semudah itu jika kau tahu, Dark Lord telah memerintahkanku untuk--" Draco menunduk, menggantungkan kalimatnya.

Sarah memegang kedua tangan Draco, berusaha menatap matanya. "Dia menugaskan apa padamu?"

"Membunuh seseorang." Kata Draco yang membuat Sarah terperanjat.

"Siapa? Siapa yang akan kau bunuh?"

"... Prof. Dumbledore"

Sarah semakin kaget, maksudnya, Prof. Dumbledore? Draco diperintahkan membunuh penyihir paling hebat sepanjang masa? Kepala sekolah Hogwarts? Prof. Dumbledore merupakan salah satu orang paling baik yang ia kenal. Lalu, Draco akan membunuhnya?

"Kenapa harus dia?"

"Entahlah, aku merasa ini tidak akan berakhir"

Sarah melingkarkan tangannya dileher Draco, "Hal baik akan datang kepadamu saat waktunya telah tiba, Draco" ucap Sarah, sembari mengusap pipi Draco.

Gadis ini memang selalu berhasil membuat Draco merasa lebih tenang. Dia merasa bersalah telah mengabaikannya berhari - hari.

"Love, aku takut aku tidak berhasil."

Jauh dalam lubuk hati Sarah, dia memang tidak ingin tugas Draco berhasil, dia tidak mau membiarkan laki - laki yang ia cintai menjadi seorang pembunuh. Tetapi, itulah kenyataannya sekarang, itulah yang harus dilakukan Draco.

Similiar Enemy ; Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang