|♧ 15• DIA? ~》

108K 12.1K 1.8K
                                        

~》¿♧¿☆¿♧¿《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
💬💬💬💬💬

_________________________________________

VOTE☆ sebelum baca😊👐
.
.
.
.
.

"Cakraza Werklin, Cakra," potong Cakra tanpa menoleh sedikit pun.

'Namanya Cakra?'- batin Eca tersenyum simpul.

"Eh, ngomong lu?" semprot Ansen. Setelah itu dia langsung cengengesan ketika melihat Cakra yang mendelik tajam ke arahnya.

Eca merasa perutnya tiba-tiba terasa aneh. "Aku duluan, ya? Mau ke toilet," pamit Eca. Tanpa menunggu jawaban yang lainnya, dia sudah beranjak keluar dari kantin.

"Nama ai Serlina."

"Mawar."

"Acha."

"Kalian udah tahu nama gue kan?"

Mendengar gaya bicara Marin mereka kompak berbicara, kecuali Acha.

"Lah?"

"Napa?" Sinis Marin.

"Nggak kok Bu, hehehe," Ansen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan yang lainnya masih melongo dengan sifat Marin.

"Eh, gue duluan ye. Udah selesei gue. Ada urusan juga. Bay-bay."

Belum sadar, mereka kembali tercengang melihat tingkah Marin. Sehingga suara Acha membuat mereka sadar.

"Gue duluan."

Acha bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kantin. Meninggalkan mereka yang masih berada di meja itu dengan keadaan kembali melongo. Aneh bin ajaib! Acha berjalan menuju kelasnya. Ia kembali duduk di kursinya dengan telinga yang sudah disumpel. Tak lama bel berbunyi sehingga pembelajaran kembali dimulai.

*****

Sepuluh menit yang lalu, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Namun, Acha masih belum berniat untuk beranjak dari tempat duduknya. Kelas sudah kosong dan sekolah mulai sepi. Ia memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju parkiran, dan memasuki mobilnya. Ketika akan melewati gerbang sekolah ia melihat sebuah pemandangan yang membuat hatinya terenyuh.

Di sana, tepat di depannya. Seorang wanita dan seorang gadis SMA  yang berada di kursi mobil penumpang di sebuah mobil sedang tertawa bersama. Dengan tangan sang wanita yang mengelus lembut surai hitam gadis itu. Gadis SMA itu adalah Eca dan wanita itu adalah Dila, bundanya. Matanya memanas, dengan cepat ia mendahului mobil di depannya. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.


Disisi lain.

"Bun, tadi Eca ketemu seseorang loh," girang Eca dengan tangan Dila yang sudah bertengker di kepalanya.

"Siapa, hm? Kayak senang banget?" tanya Dila. Mobil yang mereka tempati kini sudah mulai melaju.

"Tebak dulu dong, Bun."

"Mm, teman baru?"

"Iya, tapi lebih dari itu."

"Wah, lebih. Pacar ya?" Dila tersenyum menggoda ke arah Eca.

"Bukan Bunda."

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang