~》☆《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
💬💬💬💬💬______________________________________
Di kediaman Breklin, di waktu yang sama."Akkh!!"
Dila datang dengan tergesa, raut panik tercetak di wajahnya. "Ada apa Eca?"
"Sa-kit!!"
Eca terus memukuli kepalanya. Dila yang melihat itu langsung membawa Eca ke dalam pelukannya. "Tahan sayang, tahan."
"AYAH! RIAN! ARKA!"
"AYAH!!"
Sesaat kemudian, ketiga orang yang dipanggil namanya datang dengan tergesa.
"Ada apa?" tanya Arlan.
"ECA?!" Rian langsung meraih tubuh Eca lalu menggendongnya ke mobil disusul yang lainnya. Eca sudah tidak sadarkan diri. Setelah semua memasuki mobil, Arka langsung melajukannya dengan kecepatan tinggi. Sampai di rumah sakit, Rian langsung meletakkan tubuh Eca di brankar. Para perawat terdiam menatap wajah Eca. Dia mirip ...? Mereka lupa, bahwa dia punya kembaran.
"CEPAT!!"
Para suster dan mantri itu langsung mendorong brankar Eca memasuki UGD. Arlan, Dila, Rian, dan juga Arka bingung. Bukannya biasanya Eca langsung dimasukkan ke dalam ruangan ICU?
Beberapa menit kemudian, Dr. Yuli memasuki ruangan itu. Sekitar 10 menit, Dr. Yuli kembali keluar.
"Bagaimana keadaan anak saya?"
"Seperti yang saya katakan beberapa hari yang lalu, rasa sakit yang Eca alami tidak berasal dari penyakitnya. Dan dugaan saya, itu karena dia memiliki kembaran."
"Tapi di--"
"Dia tidak punya kembaran?" potong Dr. Yuli cepat sambil terkekeh, "lalu Acha siapa?"
Skakmat
Arlan terdiam. 'Bagaimana dokter ini bisa tahu?'- pikirnya. Sedangkan istri dan kedua anaknya yang ada di sana menatap meraka bingung.
"Bagaimana dok--"
"AKKH!!"
Teriakan dari ruangan UGD dan suara ponsel Dr. Yuli.
"Halo!"
"...."
"Saya segera ke sana!"
Dr. Yuli langsung membuka pintu UGD tanpa memasukinya. "Suster, tangani dia." Sesudah mengatakan itu, Dr. Yuli berbalik berniat pergi dari sana. Tetapi, tangan Dila menahannya.
"Kenapa dokter tidak memeriksa anak saya terlebih dahulu?"
"Maaf, ada pasien gawat di ruang ICU." Dr. Yuli segera beranjak dari sana. Tidak cukup semenit, para perawat dari ruangan tempat Eca berana saat ini keluar dan berlari tergesa menuju arah ruangan ICU yang terletak di sebrang.
Arka menahan salah satu tangan perawat itu. "Ada apa?"
"Ada pasien yang gawat di ruangan ICU."
"Kalau boleh tahu dia sakit apa?"
"Dia mengidap penyakit Leukemia Limfoblastik Akut stadium tiga. Maaf saya harus pamit."
Mendengar ucapan perawat itu, mereka berempat terdiam. Ada rasa kasihan di diri mereka mengetahui itu. Huft! Untung saja anak/saudara mereka tidak mengidap penyakit sampai tahap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]
Ficción GeneralVersi Cetak ACHA sudah bisa kalian pesan di toko buku online yang sudah bekerja sama dengan pihak penerbit. Kalian juga bisa menekan link di bio untuk memesan♡ PRE ORDER [25-11-2021]-[08-12-2021] 》Terbit di @Cloudbookspublishing REVISI!! SANGAT BAN...