|♧ 16• UNEK-UNEK!! ~》

110K 12.5K 511
                                    

~》¿♧¿☆¿♧¿《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
💬💬💬💬💬

_________________________________________

VOTE☆ sebelum baca😊👐
.
.
.
.
.

Pagi ini, Acha sudah siap dengan seragamnya. Begitu juga dengan Bara dan Marin. Mereka akan berangkat bersama hari ini dan mungkin seterusnya. Setelah sarapan bersama ketiganya berpamitan pada Bi Ratna dan juga Pak Sarman. Kemudian mereka keluar rumah dan memasuki mobil putih milik Acha.

Bara duduk di samping Acha yang akan mengemudi, sedangkan Marin duduk di belakang. Setelah siap, Acha langsung menancapkan gass meninggalkan pekarangan rumahnya. Acha menghentikan mobilnya di depan sekolah Bara.

"Belajar yang benar. Jangan nakal!"

"Iya Ma, Bara turun." Bara mencium kedua pipi Acha dibalas Acha dengan ciuman di kening dan kedua pipi Bara. Melihat itu Marin mencebik kesal.

"Aunty enggak?"

"Nggak!"

"Jahat."

Brak!

"Hahaha," tawa Acha pecah melihat tanggapan Bara yang menutup pintu mobil dengan kasar dan ekspresi Marin.

"Cepat jalanin."

"Lo kira gue sopir lo? Pindah depan!"

"Iye-iye."

Marin turun dari mobil, membuka pintu depan dan duduk di samping Acha. Baru saja duduk Acha langsung menancapkan gas dengan kecepatan di atas rata-rata membuat kepala Marin terpentuk kursi mobil.

"Anjirt!"

"Hehehe, sorry sengaja."

Marin mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Setelahnya tidak ada percakapan samapi mereka sampai di sekolah. Keduanya turun dari mobil dengan gaya masing-masing namun raut wajah yang sama. Datar! Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah tanpa menghiraukan sekitar. Sampai keduanya berpisah di perbelokan menuju ruang guru dan koridor anak IPA. Keduanya berpisah tanpa sepata kata pun.

Ketika memasuki kelas, Acha disambut dengan keheningan mendadak. 'Perasaan tadi berisik. Kok pada diem? Bodo amat!'- pikirnya namun pada dasarnya Acha itu orangnya ya ... bodo amat!

Acha berjalan menuju bangku yang Ia tempati kemarin. Baru saja duduk Ia dikagetkan dengan pekikan tiba-tiba dari arah pintu kelas.

"Selamat pagi, Eca datang!"

Jangankan sapaan balik. Yang Eca dapat justru tatapan sinis penghuni kelas XII IPA 1. 'Toa'- batin Acha.

Tanpa peduli, Eca berjalan menuju kursinya berada dan duduk di sana. Sedetik kemudian Ia berbalik ke belakang. "Selamat pagi kembarannya Eca."

"Hm."

"Cia, kemarin Bunda sama Ayah bilang. Nanti mereka mau ketemu," Eca menatap Acha berbinar, meski yang ditatap hanya sibuk dengan HP-nya.

"Malas."

"Ih, kok malas sih Cia? Nggak mau ya ketemu sama keluarganya?" kata polos itu keluar dengan nada sedih dan ekspresi sedih yang mendukung membuat Cia ingin muntah melihatnya.
'Childis'- batinnya.

Acha tidak berniat untuk berpikir seperti itu, namun itu kenyataannya. Dan Ia juga sangat-sangat ingin bertemu semua keluarganya. Meski pernah tapi Ia mau mereka melihatnya sebagai Cia, keluarga mereka, anak mereka. Bukan sebagai Acha, sang penyelamat Arka.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang