|♧ 50• GAGAL? ~》

121K 13.4K 3.5K
                                    

~》☆《~
.
.
.
.
.

Double UP nih.
Kalau udah baca jangan marah yah😥😊😉
_________________________________________

Matahari kembali datang menyapa. Dengan santai Cakra berjalan memasuki ruang ICU dengan seorang bayi digendongannya. Setelah mengetahui fakta tentang bayi itu, Cakra sama sekali tidak pernah absen uttuk menemani Acha, lebih tepatnya putri kecilnya. Bahkan sampai detik ini, Cakra belum juga menjenguk Eca.

Acha tersenyum kecil melihat Cakra memasuki ruang itu. Tangan Acha terangkat mengelus pipi anaknya ketika Cakra duduk di kursi samping brankarnya.

"Gue titip dia."

"Maksud lo?"

"Gue akan ngejalani oprasi nanti."

"Oprasi?"

Acha mengangguk. "Transplantasi sumsung tulang."

"Tapi kenapa?"

"Ini yang terbaik. Dan gue nitip Zia, rawat dia dengan cinta dan kasih sayang."

"Kita yang akan rawat dia sama-sama!"

"Itu ngak mungkin."

"Itu akan menjadi mungkin! Gue mohon, lo harus bertahan demi anak kita," lirih Cakra.

Air mata Acha jatuh. "Gue tetap akan berjuang, tapi jika memang udah waktunya gue ikhlas."

Bayi Zia tiba-tiba menangis keras.
Seorang suster datang memasuki ruangan itu. "Permisi, bisa tinggalkan pasien?"

Acha dan Cakra menoleh. Acha tersenyum. "Tunggu sebentar sus."

Acha kembali menatap Cakra. "Jaga dia baik-baik. Satu lagi, ambil gelang yang berada di tangan tunangan lo dan pasangkan ke tangan Zia nantinya. Dan ini, gue mohon jaga untuk gue."

Napas Cakra tercekat ketika melihat sebuah liontin yang diserahkan Acha kepadanya. "Ma-maksud lo apa?"

"Lo pasti tahu maksud gue apa."

"Ka-kamu Cia?" tanya Cakra pelan.

"Aku Cia, gadis kecil yang udah buat ice cream kamu jatuh di bandara beberapa tahun lalu. Dan kamu Akla, cowok cadel yang pernah memberiku sebuah liontin dan gelang."

"Ngak! Ngak mungkin! Lo jangan ngada-ngada. Lokan yang nyuri liontin itu dari dia. Dia bilang ke gue ka___."

"Dia bukan Cia, dia Eca kembaran aku."

"Lo jangan nyoba-nyoba buat nipu gue!"

"Aku ngak bohong!"

"Lalu gelang itu?" tanya Cakra lirih.

"Waktu itu Eca meminjamnya dariku. Tapi naas, besoknya kamu liat dia pakai gelang itu dan ngira dia Cia."

"Kenapa ngak bilang?" lirih Cakra.

"Kamu akan percaya?"

"Bukannya kamu punya liontin itu?"

Acha terkekeh. "Aku bukan perempuan bodoh. Jika aku nunjukin liontin itu maka mereka akan membuat suatu kebohongan lagi bahwa aku yang mencurinya? Bukannya Eca bilang kalau liontin itu hilang? Bukannya setiap kamu nanya tentang tempat pertemuan pertama kalian dia selalu mengelak? Bukannya jika kamu nanya nama panggilan kamu waktu kecil dia selalu membuat alasan?"

Air mata Acha semakin deras bahkan kini Cakra pun ikut meneteskan air matanya. "Keluarga kamu bi___."

"Mereka akan melakukan apapun demi anak mereka," potong Acha dengan senyum mirisnya.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang