~》☆《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
🗨🗨🗨🗨🗨
❤
_________________________________________
.
.
.
.
.Acha mengendarai mobilnya dengan santai menuju sebuah cafe ternama di Jakarta. Setelah sampai, Acha memarkirkan mobilnya di parkiran cafe.
ASA'CAFE.
Acha tersenyum tipis memandangi cafe itu. Sesuai laporan yang Ia dapatkan setiap hari, cafe ini memang selalu ramai. Baik oleh kalangan muda-mudi maupun orang tua.
Tidak seperti waktu-waktu yang lalu, kini Ia memasuki cafe tanpa menggunakan atribut penyamarannya. Semua pelayan yang berpapasan dengannya menunduk dan memberi sapaan kepadanya. Acha tersenyum tipis lalu mengangguk.
Yah, sebenarnya semua pegawai mengetahui identitas asli Acha. Namun, Acha menyamar hanya untuk menutup identitasnya dari luar. Jangan lupakan bahwa keluarganya tidak mengetahui bahwa Acha adalah pemilik sah cafe ini, kecuali Opa dan Oma tentunya.
Acha membuka sebuah pintu ruangan dengan sedikit kasar. Laurent a.k.a sekertaris pribadi Acha, yang berada di dalam ruangan itu terpelonjak kaget.
"Setan!!" refleksnya dengan polpen yang sudah jatuh dari genggamannya. Menghela napas, dia mengelus dadanya pelan sambil berguman. "Sabar ... sabar... Orang sabar tambah cantik."
Laurent berbalik dan menatap tajam sang pelaku. "Mau buat gue jantungan?!" ujarnya sinis.
Acha berjalan menuju kursi kebanggaannya yang terletak di samping tempat Laurent. Yah, ruangan keduanya telah di gabung. Katanya sih biar ngak ribet.
"Tadinya si enggak. Tapi, nggak papah juga kalau lonya udah jantungan," santai Acha. Ia mengangkat kaki kanannya lalu meletakkannya di atas kaki kirinya.
Laurent melototkan matanya. "Heh! Omongan lo dijaga!"
"Kagak bisa! Gue nggak liat, jadi gue nggak bisa ngawasin."
"Maksud gue tuh saring dulu!"
"Gak punya saringan gue."
"Mati ajah sono!"
"Kagak akh. Nanti lo kangen, terus nangis kejang-kejang." Acha tersenyum menggoda.
"Serah lu, serah! Aku cantik, aku diam!"
"Cantik ndasmu!" Acha memutar bola matanya jengah.
"Auk ah," 'kalah debat teros'- gerutu Laurent dalam hati, "kenapa lo ke sini?"
"Lah? Nggak boleh emang? Cafe-cafe punya siapa?"
"Tauk gue. Maksudnya gue ngapain, jarang-jarang, kan?"
Acha manggut-manggut mengiyakan. "Pengen aja. Malas cepat pulang."
Laurent tersenyum kecil. Dia sedikit tahu tentang itu. "Ooh." Lauremt kembali berkutat dengan labtop di depannya.
"Rent?"
"Hmm."
"Lebih sering di sini, ya?" tanya Acha sambil memperhatikan Laurent yang sedang serius.
Laurent mendongak. "H'm. Soalnya di sana udah ada Bang Rigel."
"Opa yang suruh?"
"Kayaknya sih."
Bang Rigel, sepupu Acha, anak dari Paman Riel.
"Baguslah. Biar ngak pusing-pusing banget."
"Iye."
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]
Narrativa generaleVersi Cetak ACHA sudah bisa kalian pesan di toko buku online yang sudah bekerja sama dengan pihak penerbit. Kalian juga bisa menekan link di bio untuk memesan♡ PRE ORDER [25-11-2021]-[08-12-2021] 》Terbit di @Cloudbookspublishing REVISI!! SANGAT BAN...