|♧ 27• NARKOBA LAGI!!? ~》

95.9K 11.5K 2.2K
                                    

~》¿♧¿☆¿♧¿《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
💬💬💬💬💬

_________________________________________
VOTE☆ sebelum baca😊👐
.
.
.
.
.

Brakkk!

Tawa itu seketika reda, mereka terdiam kaget. 'Acha kenapa'?- pikir mereka.

Di sisi lain.

Acha merosotkan tubuhnya di balik pintu kamarnya. Ia nekuk lututnya dan meletakkan kepalanya di antara keduanya. Tangannya membekap mulutnya menahan tangis. Sesaat kemudian, tangan kanan Acha memukul kuat kepalanya. Rasa sakit itu kembali datang. Ia takut! Bukannya ia telah meminum obat sialan itu? Lalu mengapa? Jangan-jangan... Nggak! Acha nggak boleh mikir itu! Nggak boleh!!

Acha meringis menahan sakit di kepalanya. Kedua tangannya terus saja menjambak rambut panjangnya, berharap rasa sakit itu hilang.

"Arrggh!!"

Acha mencoba bangkit, gagal. Empat kali percobaan, akhirnya ia memutuskan untuk ngesot ke arah kasur. Ia mengambil sebuah buku dan polpen di atas nakas dengan tubuh yang masih berada di lantai. Acha bersandar di tempat tidur itu. Ia mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar itu. Tangannya mulai menuliskan beberapa kata di atas kertas kosong di buku Diary-nya. Jangan lupakan dengan air mata dan darah segar yang terus mengalir dan mengenai buku itu.

_________________________________________

Dear Diary.

Sakit.
Sakit banget.
Kepala Acha sakit.
Badan Acha juga.
Dan darah di hidung Acha nggak mau berhenti.

Acha ngagk tahu kenapa?
Bukannya Acha udah minum obat itu?
Lalu, ini kenapa?

Acha takut.
Takut penyakit itu datang lagi.
Takut penyakit itu tambah parah.

Acha belum siap.
Acha belum ngerasain rasanya di peluk Bunda lagi.
Acha belum ngerasain rasanya di gendong Ayah lagi.
Acha belum ngerasain rasanya duduk di pangkuan Abang lagi.
Dan Acha belum ngerasain rasanya main bareng Eca lagi.

Acha mohon.
Sedikit waktu ajah.
Acha janji.
Setelah itu, Acha udah siap.

~Anastachya Friska.

_________________________________________

Acha menutup buku itu kasar. Tangannya kembali memukul kepalanya Dengan sisa tenaga, Acha mengambil sebuah ponsel dari kantong celananya. Ia menekan sebuah nama di sana, nama yang sama.

Ia menarik rambutnya kasar.

"Sa-kit, bun ... da i-ni sakit ba-nget. Hiks hiks. Bun ... hi-hidung Ac-cha berda-rah, Bun. Hiks hiks hiks. Bun-da Acha-Acha nggak-nggak ku ... at!"

Detik itu juga ia melepaskan tangannya yang terus menekan sebuah ikon di sana. Bersamaan dengan itu pula, tubuhnya tumbang di atas lantai kamarnya.

***

Pagi datang mengalahkan malam. Seorang gadis keluar dari kamarnya dengan tubuh yang dibalut seragam sekolah. Dia Acha. Dengan santai, ia berjalan menuruni setiap anak tangga. Hah! Rasanya capek!! Acha terus berjalan melewati meja makan.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang