~》☆《~
.
.
.
.
.
Halo kaka. Bantu vote part part sebelumnya dong🙏🙏
Makasih❤
_________________________________________Cakra berolahraga pagi di taman kota, entah sudah yang keberapa kalinya ia memutari taman itu. Langkah Cakrah memelan ketika mendapati seseorang yang ia kenal duduk di salah satu bangku taman.
Ada rasa dalam diri Cakra yang ingin menghampiri orang itu. Menghela napas sejenak. Cakra memutuskan untuk menghampirinya.
Sekarang Cakra berdiri di belakang orang itu. Tangannya ia ulurkan namun ia tarik kembali. Huft! Cakra memilih langsung duduk di samping orang itu.
Merasa ada pergerakan di sampingnya, Acha menoleh. Matanya membulat sempurna ketika mendapati Cakra di sana.
Cakra ikut menoleh ke arah Acha, sejenak mereka bertatapan. Sampai akhirnya Acha terlebih dahulu memutuskan kontak mata itu.
"Ngapain?"
"Duduk."
Cakra berdecak kesal mendengar jawaban Acha. "Maksud gue, ngapain ke sini?"
"Olahraga," jawab Acha sambil menunjuk perut buncitnya.
Cakra terdiam dengan tatapan mengarah ke perut buncit itu. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Dimana saat itu, Cakra terbangun disebuah kamar hotel. Jujur, saat itu Cakra memesan kamar hotel, tetapi ketika ia keluar dari kamar itu, kenapa nomor kamarnya berbeda?
Ditambah dengan potongan ingatan yanh sering muncul dalam pikirannya. Dimana seorang perempuan terus menangis dan meminta kepadanya untuk tidak melakukan hal bejat. Dan seingat Cakra, saat itu ia dalam keadaan mabuk karena minuman yang diberikan Eca?
Namun, ketika terbangun dari tidurnya Cakra tidak mendapati seorang perempuan di sana. Saat itu juga, Cakra menganggapnya hanya sebuah mimpi.
Lalu bagaimana dengan sebuah note yang Cakra dapatkan saat itu?
Ya, Cakra mendapatkan sebuah not yang berisi 'Aku ingin bahagia. ~Asa.'Cakra akui itu, Cakra telah mengambil kehormatan seorang perempuan secara paksa. Cakra telah merusak perempuan. Cakra ingin bertanggung jawab, tapi mengapa perempuan itu menghilang begitu saja. Cakra sendiri tidak mengingat jelas wajah perempuan itu.
Cakra tersentak kaget ketika Acha menepuk pundaknya.
"Lo kenapa?"
Cakra menatap wajah Acha. "Ngak, gue ngak papah."
Acha mengangguk dan kembali menatap ke depannya.
"Kalau boleh tahu, lo tahu siapa Ayah dari anak lo?"
Acha menoleh ke arah Cakra. Senyum tipis muncul di bibirnya. 'Lo Ayah dari anak gue,' Acha ingin berteriak keras mengatakan itu. Sayangnya, keberaniannya tidak cukup.
"Gue ngak tahu, gue hanya korban pemerkosa**."
"Kapan?"
"Hah?"
"Kapan kejadian itu terjadi?"
"Sekitar tujuh bulan yang lalu."
Cakra terdiam. Mengapa kejadiannya hampir sama? Apa jangan-jangan___? Ah, mungkin cuma kebetulan.
"Dimana?"
"Hotel."
Cakra menahan napasnya. Apa benar?
"Lo kenapa?"
Bukannya Acha tidak menyadari gelagat Cakra, tapi Acha hanya ingin menguji Cakra kali ini. "Lo ada masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]
Fiction généraleVersi Cetak ACHA sudah bisa kalian pesan di toko buku online yang sudah bekerja sama dengan pihak penerbit. Kalian juga bisa menekan link di bio untuk memesan♡ PRE ORDER [25-11-2021]-[08-12-2021] 》Terbit di @Cloudbookspublishing REVISI!! SANGAT BAN...