•°Creating Destiny;11°•

75 5 3
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 11 By: Cutebluerain°•

•°Minggu, 22 November 2020°•

💜Happy Reading💜

Tok! Tok! Tok!

Tangan Farah sekejap berhenti saat mendengar seseorang mengetuk dari balik pintu. Raut wajahnya menggambarkan dengan jelas kebingungannya. Farah segera mencuci tangannya dan mengelap menggunakan kain, seraya meletakan piring terakhir di rak.

Ceklek

“Wah, Tante kira siapa ... ternyata Nak Vian. Ini ada apa jam segini dateng, Nak?” tanya Farah sambil menatap jam yang bertengger di dinding, lalu mempersilahkan Rio masuk ke dalam rumah.

Rio memasuki rumah tersebut seraya memperhatikan ruangan rumah tersebut. Rumah yang lumayan rapi, memang sederhana namun enak untuk dilihat.

Farah segera menutup pintu, dan duduk di sebelah Rio. “Nak Vian kenapa ke sini? Ini masih subuh loh, udah ibadah emangnya?”

“Udah Tante, abis ibadah langsung ke sini di suruh mama buat jemput Putri,” balasnya.

'Yang ahlaknya minus’ lanjutnya dalam hati.

“Aduh ngerepotin, hebat loh kamu jam segini udah siap-siap. Jamal sama Putri aja sekarang masih molor tuh di kasur,” ucap Farah sambil terkekeh kecil.

“Hadeh Ma, jangan samain Jamal dengan tuh peri tidur. Eh, maksudnya kue putu kang tidur.” Suara Jamal secara tiba-tiba muncul dari balik toilet.

“Yaa ... walaupun parahan Putri, kamu juga kalau tidur suka kebablasan loh.”

“Mama gitu sih, suka ngumbar aib anaknya sendiri,” balas Jamal sambil merapikan rambutnya yang berantakan setelah dicuci.

Rio yang berada di sana hanya bisa tersenyum, lalu mengambil ponselnya.

“Nak Vian mau minum apa?” tanya Farah.

“Gak usah repot-repot, Tan, soalnya cuman mau anter Putri doang. Tante lanjutin aja kegiatan Tante tadi.”

Farah memangutkan kepalanya, lantas beranjak dari kursi menuju dapur untuk meneruskan acara cuci mencucinya.

* * * *

Dengkuran Putri yang begitu keras lenyap begitu saja, ketika mendapati suhu ruangan yang semula dingin menjadi panas. Apalagi terik matahari yang bekerja sama dengan suhu tersebut membuat Putri segera membuka matanya.

“BUNDA ... SIAPA YANG NYURUH BUNDA MATIIN KIPAS?!” teriak Putri setengah sadar sambil memperhatikan sekeliling sedikit kabur. “Ohh ... Lu yang bang!?” tanya Putri tak lupa matanya memincing menatap saksama orang yang menggangu tidurnya.

“Astaga Putri! Kamu ini udah besar tapi masih suka teriak-teriak, maksud Nak Vian kan baik bangunin kamu.”

"Vian?" Putri mengerutkan keningnya ketika Farah mengucapkan nama tunangannya itu.

"Putri, cepet mandi sana!" perintah Farah membuat kerutan di dahi Putri hilang diganti dengan wajah lesunya.

“T-tapi Ma ...,” rengek Putri yang masih ingin berkencan dengan tempat tidur kesayangannya.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang