•°Creating Destiny;34°•

54 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 34 Part By: alifiyani MaharaniAraa_°•

•°Sabtu, 19 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Rio sudah sampai di rumah Zeline, dan dia diajak untuk mampir sebentar karena Zeline sendirian di rumah. Ibunya belum pulang selama tiga hari, karena katanya ada urusan. Entahlah, Rio saja sempat berpikir keras kenapa ibu Zeline tidak pulang selama itu.

"Lin, tante Wulan emang ada urusan apa? Kenapa bisa sampai gak pulang tiga hari?"

'Lebih tepatnya ga akan pulang, Yo. Cuman lo satu-satunya harapan gue sekarang. Gue gamau jauh dari lo.'

Zeline melamun memikirkan hal itu, lagi-lagi Rio merasa ada yang aneh dengannya.

"Lin? Gak papa kan?"

Zeline menggeleng pelan, dia tersenyum miris dan mengeluarkan air matanya. Dan itu membuat Rio panik.

"Lin? Kenapa? Kok nangis sih."

"Eh, eng-gak gue gak papa."

Rio menangkup wajah Zeline dan menghapus air matanya. "Lo nyembunyiin sesuatu dari gue? Kalo ada masalah, cerita aja. Gue siap dengerin kok,"

'Gue yang gak siap cerita.'

"Tu 'kan ngelamun lagi, mikirin Bryan lo?" tebak Rio, membuat Zeline  terkejut.

Kenapa dia jadi lupa dengan Bryan? Bukankah Bryan sudah janji akan pergi ke rumahnya untuk membahas hal 'itu' dengannya?

"Lo pulang aja, Yo. Gue mau istirahat," usir Zeline secara tiba-tiba.

"Sorry, lo kesinggung sama ucapan gue kan?"

"Gak, lo pergi aja. Gue mau istirahat." Ucapan Zeline membuat Rio memandangnya aneh, perasaan Zeline seketika berubah drastis? Apa benar dia menyembunyikan sesuatu darinya?

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, akhirnya Rio pergi dari rumah Zeline, tanpa tau Zeline sudah muntah-muntah di kamar mandi. Kehamilannya sudah mengalami perkembangan. Yang dia butuhkan sekarang adalah Bryan, ayah dari anak 'itu'.

.

.

.

Saat ini Rio tengah berada di dalam kamarnya, setelah mengganti seragam dengan pakaian santai lelaki itu duduk di meja belajarnya.

Entah bagaimana awalnya, tetapi wajah Putri justru memenuhi pikirannya. Segaris senyum terbit di wajah tampannya, namun langsung berubah masam saat mengingat bagaimana interaksi Bryan dan Putri belakangan ini.

"Ck! Sialan, apa-apan sih ini!"

Rio mengacak rambutnya frustasi, padahal sebelumnya ia tidak pernah perduli soal kehidupan Putri, tapi kenapa sekarang berbeda? Apa perasaan Rio mulai berpaling pada gadis cantik bernama Armeika Putri itu?

"Bisa gila gue."

Rio mengambil hpnya dan mengirimkan pesan pada Putri.

Kita perlu ngomong. Gue tunggu di taman dekat kompleks rumah lo.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang