•°Creating Destiny;06°•

116 13 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•


•°Creating Destiny © Kelompok 1°•


•°Part 06 By: Naraifah_°•


•°Rabu, 18 November 2020°•






💜Happy Reading💜


Putri berjalan dengan lunglai diantara Reina dan Shilvi. Gadis itu masih kehilangan semangatnya walau bel tanda istirahat favoritnya sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Shilvi yang notabene adalah makhluk kepoan ini tak bisa membiarkan jiwa penasarannya saat melihat kondisi Putri yang tak seceria biasanya.

"Put, Lo sebenernya kenapa?" tanya Shilvi saat mereka sudah duduk di salah satu meja kantin

"Gue gak papa," jawab Putri dengan suara pelan.

"Mana ada orang gak papa lunglai gini?" ucap Shilvi gemas sendiri.

Putri hanya menatap Shilvi sambil tersenyum, seolah mengatakan jika ia memang tidak apa-apa.

"Dah lah, gue mau pesen makanan. Kalian pesen apa?" ucap Shilvi.

"Biasa," jawab Reina singkat.

"Lo?" tanya Shilvi pada Putri.

"Sama," jawab Putri tak kalah singkat.

"Anjir gue beku, diem diantara Kulkas sama air yang baru beku," ucap Shilvi sambil menggidikkan tubuhnya seolah tengah kedinginan, lalu setelahnya ia berjalan menuju ke stand makanan yang akan ia beli.

"Kalo ada masalah omongin, jangan di pendem sendiri, biar gak nyiksa diri," celetuk Reina setelah beberapa menit hanya terjadi keheningan diantara mereka berdua.

Putri menatap Reina dengan tatapan kosong.

'Gue omongin sama Ria jangan?' batin Putri gelisah.

'Omongin, Ria gak bakal ember kek Shilvi,'

Putri menghela nafas sebelum akhirnya menceritakan tentang rencana Orangtuanya yang akan menjodohkannya dengan sahabat masa kecilnya dengan alasan yang konyol.

Setelah mendengar cerita Putri, Reina menatap Putri lekat tepat di netra hitam pekat itu.

"Ini takdir Lo. Yang harus Lo terima. Gue yakin Orangtua Lo ngelakuin ini untuk kebaikan Lo sendiri," ucap Ria yang jawabannya hampir sebelas dua belas dengan apa yang dikatakan Jamal pada malam tadi. 'Ini takdir Lo'

Putri hanya menghela nafas untuk menanggapi ucapan Ria.

Tak berselang lama, Shilvi datang dengan membawa pesanan mereka, dibantu dengan si Embak penjualnya.

.

.

.

Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, namun Putri tak beranjak dari tempat duduknya sama sekali.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang