•°Creating Destiny;19°•

58 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 19 Part By: Naraifah_°•

•°Senin, 07 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Putri terus berjalan tanpa arah. Pikirannya masih kacau, bahkan air matanya terus menetes dari tadi.

Putri sungguh tak mau bertunangan dengan orang yang tak bertanggung jawab seperti Rio. Lagi pula, ia masih terlalu dini untuk bisa bertunangan. Dan lagi kenapa tidak Jamal saja terlebih dahulu? Jamal memiliki usia yang lebih tua darinya.

Namun, jika mengingat akan ucapan Farah beberapa menit yang lalu, memang benar ketika orang tuanya sudah tiada, Jamal pasti sudah bisa menjaga dirinya karena ia adalah seorang pria. Dan Putri belum tentu bisa menjaga dirinya dikarenakan ia adalah seorang wanita yang cukup lemah dan manja. Tapi, apa hanya dengan cara itu agar Putri bisa menjaga atau ada yang menjaganya?

Hanya dengan cara lamaran yang berujung pernikahan? Kenapa tidak suruh saja Jamal menjaganya? Lagi pula, kenapa mereka malah menyangkut pautkan tentang kehilangan? Apa mereka memiliki rencana untuk segera pulang ke sang pencipta?

Kepala Putri rasanya ingin pecah saat ini juga. Bahkan, rasa pusing yang sempat sembuh tadi kembali terasa. Bahkan lebih nyeri. Tubuhnya pun menggigil kedinginan padahal ia sudah mengenakan jaket yang cukup tebal.

Langkah Putri semakin memelan kala rasa pusing dikepalanya semakin menjadi. Bahkan kini matanya mulai berkunang-kunang. Namun dengan sekuat tenaga, Putri tetap melanjutkan jalan tanpa arahnya itu.

Sebuah cahaya di depannya menyorot tepat pada wajahnya yang sudah memucat. Namun, sang empu wajah tak menghiraukan cahaya itu. Gadis itu terus berjalan hingga akhirnya memilih berhenti sebentar saat kepalanya terasa sangat-sangat pusing. Putri mendudukkan dirinya di samping trotoar sambil memeluk tubuhnya yang menggigil.

"Kenapa pas gini gue harus sakit sih!" kesal Putri dalam hati.

.

.

.

Seorang pria duduk di dalam mobilnya tanpa melakukan pergerakan sedikitpun. Pria itu hanya menatap lurus ke depan. Kearah seorang gadis yang tengah duduk di samping trotoar dengan badan yang menggigil.

Reiki Alterio Savian. Ya, pria itu adalah Rio. Pria tampan itu awalnya akan pergi berkunjung ke rumah Putri untuk mengecek keadaan gadis itu setelah pulang dari rumah Zeline.

Namun niatnya terhenti saat di perjalan, ia malah menemukan si gadis yang akan ia kunjungi tengah berjalan sempoyongan dengan badan menggigil.

Rio hanya mengawasi Putri tanpa sepengetahuan gadis itu. Ia hanya duduk tanpa mau membantu Putri yang nampaknya semakin menggigil kedinginan.

Hingga beberapa menit hanya memperhatikan Putri, akhirnya Rio keluar dari mobilnya dan berjalan mendekat kearah Putri yang menenggelamkan kepalanya diantara kakinya.

Rio ikut duduk di samping Putri tanpa sepengetahuan gadis itu. Karena Rio berusaha tak mengeluarkan suara apapun agar Putri tak terganggu.

Hiks

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang