•°Creating Destiny;43°•

61 7 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 43 By: Naraifah_ MaharaniAraa_°•

•°Jum'at, 25 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Putri masih bergeming di tempatnya. Cairan bening luruh begitu saja dari matanya bulatnya. Apakah yang Zeline katakan barusan itu benar? Kepalanya terus mencoba untuk berfikir jika itu tak benar. Namun, jika dilihat dari gelagat Rio tadi pagi, Rio nampak terlihat lemas dan wajahnya pun sedikit pucat.

Bicara tentang Rio, Putri baru mengingat jika ia harus menemui pria itu. Putri mengusap air matanya dan berjalan menuju ke kaca yang ada di toilet itu.

Dilihatnya matanya yang memerah, dan sedikit sembab. Putri menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memilih membasuh wajahnya untuk menyamarkan bekas tangisnya.

Setelah mengeringkan wajahnya dengan tisu, ia segera beranjak dari toilet untuk segera menuju ke taman. Rio pasti sudah menunggunya. Maybe.

Setibanya di taman, dapat Putri lihat Rio yang tengah terduduk di kursi taman sambil menundukkan kepalanya. Tangannya ia gunakan sebagai penyangga kepalanya. Nampak seperti seseorang yang tak punya semangat hidup karena memiliki beban besar di hidupnya.

Putri menarik nafas panjang sejenak sebelum memutuskan untuk menghampiri Rio dan berdiri tepat di depan Pria itu.

Merasakan kehadiran seseorang, Rio menengadahkan kepalanya untuk melihat orang yang ada di depannya ini adalah orang yang ditunggunya.

"Put, kemarin lo pulang sama Jamal?," Tanya Rio basa basi sambil mencoba meraih tangan Putri. Namun tanpa diduga, gadis itu malah menepisnya halus.

"To the point. Gue ada urusan habis ini," jawab Putri sambil menatap datar wajah Rio.

"Gue harap lo percaya sama gue," ujar Rio.

Rio menghela nafas sejenak sebelum akhirnya ia mulai menceritakan semua yang ia ingat tadi malam. Saat ia mabuk dan Zeline membawanya ke hotel hingga tadi pagi ia disiram air oleh Reina dan di sembur sebuah pertanyaan dan pernyataan dari sang adik.

Putri hanya mendengar ucapan Rio dalam diam. Kepalanya benar-benar pusing saat ini. Rio dan Zeline mengatakan apa yang terjadi pada mereka semalam dengan bertolak belakang. Putri bingung saat ini. Siapa yang harus ia percaya.

Hatinya memang mengatakan jika ia harus lebih mempercayai Rio. Namun, entah kenapa kepercayaan pada Rio tak bisa dengan mudah mencuat begitu saja.

"Lo, lo percaya sama gue kan?" tanya Rio setelah mengakhiri ceritanya tadi.

'Gue harus tanya Reina dan Shilvi,' gumam Putri.

Tanpa mengindahkan pertanyaan Rio, Putri berlalu begitu saja dari hadapan Rio. Pikiran dan hatinya tengah sangat bingung saat ini. Hingga panggilan dari Rio, Jamal dan beberapa orang yang mengenalnya pun tak ia indahkan.

Putri berjalan cepat menuju ke kelas. Karena ia yakin, jika dua sahabatnya itu sudah berada di kelas saat ini. Mengingat bel istirahat akan segera berbunyi dalam hitungan beberapa menit lagi.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang