•°Creating Destiny;25°•

61 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 25 By: mahaarrr°•

•°Jum'at, 11 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Rio dan Putri dipanggil untuk berdiri disamping orang tua masing-masing untuk memulai acara pertunangan itu.

"Mah, Putri takut," bisik Putri tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Farah.

"Takut kenapa sih Nak? Ini kan hari bahagianya Putri," jelas Farah sambil mengelus pipi Putri untuk menenangkan gadis manjanya itu.

"Tapi Mah-" ucapan Putri terpotong saat sang MC dari pihak keluarga Putri, Safaraz Ismail-Papa Rindi.

"Baik, karena kedua calon dan pihak keluarganya sudah siap, untuk menghargai waktu, kita mulai saja acara ini, dipersilahkan untuk Putri dan Rio berdiri saling berhadapan untuk bertukar cincin."

Farah mengantarkan Putri ke hadapan Rio yang sudah berdiri dengan gagahnya.

"Jangan nunduk terus, muka ganteng gue jauh lebih menarik daripada lantai di bawah lo," ujar Rio dengan nada rendah, tetapi ketahuilah jika lelaki itu juga sedang berusaha menetralkan degup jantungnya.

Putri mendongak, lantas manik matanya bertemu dengan netra hitam milik Rio. Satu hal yang ada dalam fikiran Putri, mengapa ia masih saja bisa melontarkan candaan semacam itu?

"Rio, pasangin cincinya ke Putri," ucap Bunda Santi sambil menyerahkan sepasang cincin dalam sebuah kotak.

Rio mengangguk kaku, sesaat kemudian ia meraih tangan Putri dan langsung memasangkan cincin yang sangat pas di jemari gadis cantik itu.

Putri mematung. Jadi secara ga langsung gue udah terikat sama dia?

"Put, ayo sayang jari Rio-nya jangan di anggurin," canda Farah.

Sekarang giliran Putri, ia menyematkan cincin yang hampir serupa pada jemari besar Rio.

Setelah itu, para tamu undangan bersorak untuk kedua pasangan yang baru saja meresmikan status mereka. Setidaknya begitulah pikiran orang-orang.

'Harusnya semua ini salah, hati gue masih buat Zeline. Tapi, entah kenapa gue ga ragu saat harus masang cincin itu di jarinya Putri?' tanya Rio dalam hati sembari melirik Putri singkat.

.
.
.

"Akhirnyaaaa, sahabat gue pasang cincin juga," ucap Shilvi. Sebenarnya Putri tidak tahu jika Shilvi ikut diundang Mamanya diacara ini.

Karena kata Jamal, acara ini bersifat privat, hanya dihadiri kedua pihak keluarga, dan beberapa keluarga dekat. Tapi karena Shilvi juga merupakan sahabat Putri, jadi kan ngga lucu kalau Shilvi tidak ikut diundang.

"Shilviii," rengek Putri karena digodain Shilvi tadi.

"Apa samyang Cipi disini ga usah nyariin," canda Shilvi.

"Ck, jangan sampe warga sekolah tau ini, kalo nggak-" ancam Putri.

"Kalo nggak apa? Haha aman, gue aja kemarin kaget pas ditelpon Tante Farah buat kesini."

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang