•°Creating Destiny;28°•

53 2 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 28 By: Naraifah_°•

•°Senin, 14 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

"Gue juga," ujar Reina yang juga mengusap perut ratanya sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Mau pulang sekarang?" tanya Putri setelah menghabiskan dimsum ke empatnya.

"Lo udah makannya?" tanya Shilvi sambil menatap Putri yang nampaknya masih belum puas dengan hanya empat dimsum.

"Emm—"

"Pulang, mau malem," potong Rio memotong ucapan Putri sambil berlalu ke kasir untuk membayar semua dimsum yang mereka makan. Oh, atau hanya tiga gadis yang membututinya saja. Karena, sedari tadi pria itu hanya duduk diantara tiga gadis itu sambil memainkan hp nya, tanpa mau mencoba memakan dimsum.

"Guys, gue langsung pulang sama Rei ya, duluan guys," ucap Shilvi sambil menggandeng Reina menuju ke parkiran, dan meninggalkan Putri yang tengah menunggu Rio menunggu kembaliannya.

Putri berdiri di belakang Rio sambil memainkan hp nya. Ia nampak menjelajahi Instagram untuk mengecek update terbaru dari idolanya.

Namun, bukannya menemukan update dari sang idola, Putri malah menemukan sebuah postingan yang menampakkan sepasang manusia yang nampak romantis.

Bryan dan Zeline. Ya, sepasang manusia yang Putri lihat di instagramnya adalah mereka.

Ada sebuah rasa yang aneh saat melihat kedekatan sang mantan dengan sabahat tunangannya itu. Apa ia cemburu? Tapi untuk apa? Untuk apa ia cemburu pada orang yang sudah menyakitinya?

Tanpa Putri sadari, rupanya sedari tadi Rio juga melihat apa yang Putri lihat. Dan reaksinya tak jauh berbeda dari sang tunangan. Rio juga merasakam sebuah rasa cemburu.

"Ayo," ajak Rio sambil menarik Putri menuju ke tempat ia memarkirkan motornya.

Putri yang terkejut dengan tarikan yang Rio berikan membuatnya hampir saja terjatuh jika saja Rio tak memegangnya erat.

"Ck jalan yang bener," ucap Rio sambil melepas pegangannya pada tangan Putri, dan berlalu meninggalkan nya.

Putri yang ditinggalkan hanya bisa memutar bola matanya kesal dan setelahnya berjalan menyusul Rio.

Setelah sampai di tempat Rio memarkirkan motornya, Putri dapat melihat Rio yang sudah duduk di atas motor besarnya dengan helm full face yang terpasang di kepalanya.

"Cepet naik," perintan Rio sambil melembar helm pada Putri.

Lagi-lagi Putri hanya berdecak dan segera mengenakan helm. Detik berikutnya, Putri sudah duduk manis di motor Rio.

Di sepanjang perjalanan, hanya terjadi keheningan diantara mereka. Tak ada satupun dari mereka yang berniat mengeluarkan suaranya barang hanya satu kata saja hingga sampai di rumah Putri pun, masih terjadi kebisuan saja.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang