•°Creating Destiny;12°•

60 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 12 Part By: alifiyani °•

•°Senen, 24 November 2020°•

.

.

.

💜 Happy reading 💜

Bisikan-bisikan telah mengarah kepadanya sekarang. Rio, laki-laki itu tampak kurang nyaman berada di dalam kelas, setelah mengantar Putri adik kelasnya sendiri. Membuat teman satu kelasnya seakan melihat kejadian aneh.

Karena Rio cukup misterius dalam menjalani hubungan, Kenji saja dari tadi hanya mengoceh tidak jelas.

"Lo kok bisa-bisanya gak ngasih tau gue tentang hubungan lo sama Putri! Berarti lo jadi adiknya Jamal nanti? Atau Jamal yang jadi adik Lo?"

"Gajelas banget," gumam Rio, membuat Kenji mengelus dadanya. Berharap sabar mengahadapi Rio.

Kenji yang semula duduk tiba-tiba berdiri dan naik ke atas meja. ,"WOII!! RIO BAKALAN NGASI KITA TRAKTIR!" teriak Kenji dengan lantang.

Semua terkejut dan kegirangan mendengar Rio akan mentraktir makan untuk mereka semua. Seolah mereka telah lupa akan gosip yang sudah beredar.

"Lo ngomong apaan, sih!" Rio tiba-tiba beranjak dari kursinya, tapi ia urungkan karena ada seseorang yang menemuinya.

"Hai, Rio." Sapaan dari perempuan itu membuat Rio tersenyum kepadanya, teman satu kelasnya, Kenji. Dia tau siapa.

Rio memang sangat lekat kepadanya. Menurutnya, Rio akan leleh kepadanya seorang. Tidak ada yang lain.

"Zeline? Lo?" Perempuan yang bernama Zeline itu mengajak Rio untuk berbicara di luar.

Zeline, sahabat Rio sejak masih di bangku SMP. Perempuan itu sangat cantik membuat dia semakin di puja kaum pria. Zeline terkenal sangat ramah kepada semua orang, apalagi kepada Rio. Orang yang sudah dekat sejak bertahun-tahun.

"Apa kabar? Maaf ya gue gak bilang kalau dah pulang dari luar kota," ucap Zeline, yang memang dia baru saja pulang dari liburan bersama keluarga besarnya, tanpa mengajak Rio. Bukannya tidak ingin, tapi Rio memang tidak pernah mau jika di ajak oleh Zeline. Katanya ada tugas negara yang harus di selesaikan.

Seketika tangan Rio terangkat mengacak rambutnya.

"Baik, sih. Gak ada Lo jadi gak sehat."

"Rambut gue!! Rio! gue udah rapiin rambut ini hampir 2 jam tau!" protes Zeline sambil merapikan kembali rambutnya.

Lucu, Rio sangat suka sikap Zeline seperti itu.

"Masa sih? Sampe 2 jam? Ga percaya gue,"

"Serah deh."

Tiba-tiba Zeline melihat ke bawah, tampak seorang laki-laki yang dia kagumi tengah berjalan menuju ke arah kantin. Bajunya yang di keluarkan membuat Zeline semakin kagum.

Rio yang mengerti arah mata Zeline membuat dia juga ikut memperhatikan siapa yang di lihat Zeline.

Tangan Rio terkepal, dia seolah tidak terima dengan yang dilihat.

"Lin, Lo gak bawa oleh-oleh?" tanya Rio membuat Zeline mengalihkan perhatian nya.

"Hah? Gimana?"

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang