•°Creating Destiny;35°•

59 3 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 35 By: Naraifah_°•

•°Senin, 21 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Rio masih terduduk di tempatnya. Matanya menetap lurus kedepan, sedangkan hatinya sudah berkecamuk saat ini. Apa ia salah mengajukan pertanyaan pada Putri? Apa selama ini dia sudah menyakiti gadis itu?

"Arghh." Rio mengerang prustasi sambil mengacak rambutnya.

"Lo sih, si Putri jadi marah kan,"

"Apaan, lo nyalahin gue mulu herman,"

"Gk nyalahin, lu nya emang salah,"

"Serah deh, cewe mah selalu bener,"

"Tuh tau,"

Percakapan unpaedah itu masuk ke telinga Rio, membuat pria itu seketika langsung mengeluarkan asap di kepalanya. Ia kenal dengan dua suara itu. Ah, dengan mendengar suara mereka saja sudah membuat darahnya mendidih.

Dengan wajah dingin dan amarah yang memenuhi tubuhnya, Rio beranjak dari duduknya dan berjalan menuju motornya terparkir. Telinganya sengaja ia tulikan saat Jamal dan Reina meneriaki namanya berulang kali.

"Gagal deh jadi detektifnya, sal—" ujar Reina sambil menatap kepergian saudara kembarnya itu.

"Iya tau, salah gue," potong Jamal sambil memutar bola matanya.

Rio melajukan motornya dengan kecepatan diatasi rata-rata. Ia tak lagi mengindahkan peringatan sang Bunda yang menyuruhnya untuk tak mengebut di jalan. Ia tengah kesal saat ini. Jadi dengan cara ini ia akan meluapkan kekesalannya.

Di tengah acara kebut-kebutannya, mata Rio tanpa sengaja menatap sosok tunangannya yang tengah berjalan sendirian di trotoar jalan dengan wajah menunduk.

Dengan spontan, Rio memelankan laju kendaraannya dan mengarahkannya kearah Putri.

Merasa ada cahaya yang menyorotnya, Putri langsung menghentikan langkahnya dan menatap kearah belakang, matanya menangkap sebuah motor yang berhenti tepat di belakangnya.

Ia tau motor siapa ini. Putri menghela nafas kesal lalu kembali berjalan dengan cepat untuk menghindari si pemilik motor tadi.

"Put!" Panggilan dari Rio tak membuat Putri menghentikan langkahnya. Malahan, gadis itu malah mempercepat tempo langkahnya.

"Putri!" Panggilan itu terdengar lagi namun tak juga menghentikan langkah Putri. Gadis itu sengaja menulikan pendengarannya sebagai tanda jika ia benar-benat marah, kesal dan kecewa.

Tanpa di duga-duga, ternyata sedari tadi Rio mengikutinya berjalan. Dan pada saat tepat berada di belakang Putri, Rio langsung membopong gadis itu layaknya karung beras.

"Apaan sih! Lepasin!" Putri berteriak sambil memukul-mukul punggung Rio agar menurunkannya. Namun tak sedikitpun dihiraukan oleh Rio.

"Turunin bego!"

"Turunin!!!"

Rio mendudukkan tubuh Putri di atas jok motornya dan langsung memasangkan gadis itu helm. Sebelah tangannya memegang tangan Putri erat agar gadis itu tak kabur.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang