•°Creating Destiny;33°•

47 3 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 33 By: alifiyani °•

•° Sabtu, 19 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

"Putri ada?" panggil seseorang ketika Putri sedang mengemasi buku-bukunya.

Pak Josan yang baru saja ingin keluar, mendekat kearahnya. "Cari siapa, kamu?" tanya Pak Josan dengan tatapan tidak ramah.

"Putri."

Mata Putri melotot setelah tau siapa yang terang-terangan mencari dirinya. Astaga, kenapa ada dia sih!

"Putri Cinderella? Atau Putri siapa?" Pak Josan terkekeh kecil kepadanya. Dan orang itu hanya tersenyum kikuk.

"Namanya Putri, Pak. Bukan putri yang ada di film-film."

Pak Josan menepuk pundak orang itu,  dan menoleh kearah muridnya. "Ada yang namanya Putri disini?"

"Gak ada, Pak!" celetuk Shilvi sambil menatap sinis kearah orang itu.

"Bohong dia, Pak! Itu Putri di belakangnya."

Putri hanya bisa menyembunyikan wajah malunya. Apa-apaan dia! Seharusnya dia tidak ke sini dan menciptakan masalah. Lagi-lagi Putri harus menahan malu.

Pak Josan menoleh kearah yang ditunjuk Bryan. Iya, Bryan. Laki-laki itu tanpa dosa menunjukkan wajahnya di hadapan Putri kembali. Setelah tau Putri sudah tidak ingin berurusan dengannya, justru Bryan semakin mendekati dirinya. Kenapa dia tidak bersama Zeline saja? Jika Rio tau pasti mati dia!

"Putri? Oh itu, yasudah kesana saja. Bapak mau pulang duluan, jangan macam-macam kepada putri Bapak, paham?"

"Emang dia putri Bapak?"

"Kan namanya Putri, gimana sih kamu!" Pak Jason lagi-lagi menampakkan wajah cerianya. Tidak tau saja sedari tadi Putri sudah mengumpat kepadanya.

Bryan menyalami Pak Josan lalu mendekat kearah Putri, mereka berdua sudah menjadi tontonan di dalam kelas.

"Lo ngapain lagi kesini? Kan Putri gamau ketemu sama lo!" bentak Shilvi yang sudah membuat satu kelas terkejut dibuatnya. Shilvi sudah menjadi harimau yang ingin makan mangsanya.

"Gue kesini mau ketemu sama Putri, bukan sama lo!"

Putri memutar bola matanya malas, "gue gamau! Udah berapa kali gue bilang?! Pergi jauh-jauh dari hidup gue!" Putri melangkahkan kakinya meninggalkan Bryan.

Tetapi bukannya menjauh dan pergi, tapi Bryan malah menyusul Putri. Dengan santai, Bryan menahan pergelangan tangan Putri.

"Dengerin gue dulu."

"Apasih!" bentak Putri, entahlah Bryan merasa Putri sudah berubah banyak kepadanya. Jelas, Putri sepertinya  sudah benar-benar melupakan dirinya.

Kemarin, Putri sudah meng-unfollow akunnya. Mungkin karena Bryan mulai stalk kemarin, dan Putri memilih untuk tidak berteman lagi.

"Put, udahlah lupain yang dulu. Gue bener-bener nyesel."

"Lo kenapa si! Gue udah lupain semua yang dulu."

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang