•°Creating Destiny;39°•

53 3 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 39 By: Naraifah_°•

•°Rabu, 23 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Pagi ini, Rio kembali tak bisa menjemput sang tunangan karena alasan yang sama. Zeline. Ya, gadis itu kembali memaksanya untuk mengantarkannya ke sekolah karena supirnya tak ada.

Walau Rio berulang kali mengatakan jika ia harus menjemput tunangannya, namun Zeline tetap kekeh ingin berangkat sekolah dengannya.

Jadi, mau tak mau ia kembali berangkat ke sekolah bersama Zeline setelah sebekumnya memberi pesan permintaan maaf pada Putri, sang tunangan.

Di sepanjang perjalanan, Zeline tak henti-hentinya berceloteh tentang banyak hal hingga kupingnya terasa sangat pengang.

"Lo inget kan? Pas itu—"

"Zel, bisa entar aja ceritanya? Gue gak konsen nyetir," potong Rio. Rio sangat terganggu dengan cerita Zeline. Bukan masalah ceritanya, tapi karena Zeline yang terys mendesaknya untuk menanggapi ceritanya itu di tengah jalan yang lumayan berisik dengan kendaraan lain.

Zeline langsung menutup mulut saat itu juga sampai mereka sampai ke sekolah.

"Eh Rio, temenin gue sarapan yuk, gue belum sempet sarapan tadi," ajak Zeline sambil merangkul tangan Rio setelah mereka turun dari motor.

"Gue harus samperin Putri, lo sama temen lo aja ya," jawab Rio sambil melepas tangan Zeline dari tangannya.

"Tapi Yo, kali ini ya, please." Zeline terus membujuk Rio sampai mengeliarkan puppy eyesnya.

"Sorry, gue—"

"Ayolah Yo, biasanya juga gak pernah nolak kalo gue ajak." Zeline menarik tangan Rio untuk mengikutinya.

Rio menahan posisi tubuhnya ditempat, hingga Zeline tak dapat menariknya.

"Sekarang beda Zel, gue udah tunangan. Gue minta tolong sama lo buat ngerti." Rio berucap dengan nada rendah yang mengartikan jika ia tengah serius dengan ucapannya.

"Iya tau, lo udah tunangan. Tapi kali ini aja ya, Yo."

Rio menghela nafas sambil menutup napasnya kesal, lalu kembali melihat Zeline yang menatap memohon padanya.

.

.

.

Putri baru saja tiba di sekolah, dan baru saja ia melangkah memasuki gerbang sekolah, dengan sangat mengejutkannya langsung disambut oleh seorang fuckboy sekolah.

Bryan. Pria itu langsung membuntuti Putri saat melihat sang mantan yang baru saja sampai tanpa Rio.

"Pagi Put," sapa Bryan dengan ramah.

"Hmm," Putri hanya berdehem untuk menjawab sapaan Bryan sambil terus berjalan menuju ke kelasnya.

"Irit banget jawabnya,"

"Lo mau apa sih? Pagi-pagi udah ganggu aja," ucap Putri dengan nada kesal.

"Eits, jangan galak dong beb. Nih." Bryan menyodorkan sebatang coklat pada Putri.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang