•°Creating Destiny;18°•

64 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

°Part 18 Part By: Naraifah_ Cutebluerain°

•°Senin, 07 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Sedari tadi Rio terus membujuk Zeline untuk pulang, pasalnya pria itu khawatir ralat, sangat khawatir dengan keadaan Zeline saat ini. Wajah pucat dengan keringat dingin yang terus mengucur dari pelipisnya. Terlebih suhu tubuh nya yang tinggi hingga membuat telapak tangan Zeline berkeringat.

"Zel, pulang aja ya, gue panggil dokter ke rumah lo," bujuk Rio untuk kesekian kalinya.

Zeline lagi-lagi hanya menggeleng, membuat Rio kembali menghela nafas untuk meredam rasa kesalnya karena sikap keras kepala Zeline.

"Jangan bandel, udah nurut aja." Pilihan terkahir. Rio membopong tubuh panas Zeline secara paksa untuk membawa gadis itu pulang.

Alhasil, Zeline meronta minta diturunkan. Namun, karena kondisinya yang tengah sakit, membuat tubuhnya lemah dan akhirnya memilih pasrah dengan apa yang Rio lakukan padanya.

Rio berjalan tergesa-gesa menuju mobil dengan wajah yang cemas. Ia sungguh merasa khawatir akan terjadi sesuatu pada sahabat sekaligus pujaan hatinya ini.

Saat di perjalanan menuju ke rumah Zeline pun, ia terus saja melirik Zeline yang terduduk lemah di sampingnya sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Setelah 15 menit di perjalanan, Rio akhirnya tiba di rumah Zeline. Dengan segera, Rio kembali membopong tubuh Zeline untuk membawanya menuju ke rumah.

"Aduh Den Rio, Non Zelinenya kenapa?" tanya satpam di rumah Zeline saat melihat anak majikannya di bopong oleh teman laki-lakinya.

"Zeline demam kayaknya pak. Boleh saya minta bantuan buat bukain pintu rumahnya gak pak?" jawab Rio dengan diakhiri sebuah permohonan.

"Boleh-boleh, ayo Den." Satpam itu berjalan terlebih dahulu menuju ke rumah untuk membukakan pintu agar Rio dan Zeline lebih mudah untuk masuk ke rumah.

Baru saja Rio masuk ke rumah, sebuah suara membuatnya menghentikan langkahnya sejenak.

"Eh Rio kam—Eh Zeline kenapa?" Sambutan yang semula hangat berubah jadi kepanikan saat melihat sang Putri yang di bopong.

Ibu Zeline melihat putrinya yang nampak pucat. Ia juga melihat ekspresi khawatir yang terpampang jelas di wajah Rio.

Tanpa basa-basi, Ibu Zeline langsung menyuruh Rio untuk membawa gadis itu ke kamarnya. Sedangkan dirinya langsung menghubungi dokter langganannya agar segera datang untuk memeriksa keadaan Zeline.

.

.

.

"Zeline hanya mengalami demam saja, tapi pastikan agar ia selalu meminum obatnya dan beristirahat selama beberapa hari kedepan," ucap Dokter setelah selesai memeriksa keadaan Zeline.

"Iya dok, terimakasih," jawan Ibu Zeline ramah.

"Kalo begitu saya permisi bu, ada banyak pasien di rumah sakit," pamit Dokter itu dengan senyum hangat di bibirnya.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang