•°Creating Destiny;42°•

55 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 42 By: alifiyani Naraifah_°•

•°Jum'at, 25 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Rio berjalan di koridor atas dengan perasaan yang berkecamuk begitu dalam. Ada rasa kecewa pada dirinya sendiri. Kenapa dia bisa melakukan hal itu? Kenapa bisa terjadi? Rio sangat tidak mengerti kejadian kemarin malam. Mungkin saja, Kenji paham atas apa yang terjadi kepadanya.

Wajah Rio sangat lesu, matanya begitu sayu. Dia berjalan dengan mata yang tajam, berjalan seolah-olah hanya dia sendiran. Padahal, banyak pasang mata yang menatapnya dengan penuh pujian. Rambutnya seakan tak terurus, bukan Rio seperti biasa.

Bugh!

Badan Rio bertabrakan dengan seorang perempuan, dia menatap perempuan itu tanpa iba.

Zeline, perempuan itu tersungkur dan dia tidak bisa menahan perutnya yang kesakitan. Jika dulunya Rio selalu membantu Zeline, tapi berbeda sekarang. Rio hanya bergeming sampai Zeline berdiri sendiri.

"Lo gak masuk, Yo?" tanya Zeline seolah peduli dengan raut sedih. Rio hanyaa bisa tersennyum miring melihat sifat Zeline yang sebenarnya. Rio sangat menyayangkan sikapnya dulu kepada Zeline. Begitu perhatian, dan penuh belas kasih.

"Gak usah urusin gue!" bentak Rio dan berjalan melewati Zeline yang telah menundukkan kepalanya. Memasang wajah yang ingin diperhatikan. Seolah, mereka melihat bahwa Zeline lah yang paling tersakiti, padahal mereka tidak tau apa yang terjadi.

Zeline tersenyum miring dengan sangat tipis, ada niat jahat yang lebih dari itu.

'Ini baru awal, Yo. Bagaimanapun, lo harus tetep jadi milik gue.'

.

.

.

Rio telah sampai di tempat yang ia tuju, kelas. Rio sengaja agak terlambat masuk karena beberapa hal, biasanya dia menyesap rokok di belakang sekolah dengan baju yang di keluarkan, itu bukan Rio yang dulu. Rio yang dulu sangat bisa menjaga penampilan. Mungkin benar, waktu akan merubah seseorang  karena keadaan yang memaksanya.

"Wusss darimana lo? Gak kayak biasanya? kenapa jadi kaayak macan?" tanya Kenji dengan tawa yang menggelegar, untung saja tidak ada guru.

Rio melemparkan tasnya ke sembarang arah, lalu duduk sambil menyandarkan kepalanya ke tembok dan menghela napas. "Ken, ada yang mau gue tanyain," ucap Rio dengan datar.

Kenji memilih untuk menuju ke kursi Rio. "Iya? Tanya apa?"

"Kemaren gue pulang sama siapa?"

Kenji memandang aneh tingkah Rio yang sangat diluar dugaan, kenapa Rio menanyakan hal kemarin? Apa ada sesuatu yang dia sembunyikan?

"Siapa lagi kalo bukan sahabat lo, Zeline."

"Pantes."

"Kenapa? Kemaren Zeline gak ngapai-ngapain lo kan? Lo mabuk berat soalnya, Yo. Cerita woi."

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang