•°Creating Destiny;40°•

65 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Creating Destiny © Kelompok 1°•

•°Part 40 by: MaharaniAraa_°•

•°Rabu, 23 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu dan tentu saja kantin Kusuma sudah sangat penuh.

"Lo kenapa sih, Yo? Dari tadi mukanya suntuk udah kek ditinggal nikah," cetus Kenji yang membuat Rio menatapnya nyalang.

"Ga usah asal ngomong lo!" sentak Rio.

"Aelah, selow aja napa, Yo. Btw, lo dateng kan ke party Tania?" tanya Kenji.

"Ga tau." Singkat padat dan jelas.

"Ga asik lo. Lagi ada masalah?"

Rio menghela nafas sejenak kemudian menjawab Kenji. "Gue risih si Zeline mulai nyampurin urusan pribadi gue. Masa iya tadi dia nyuruh gue mutusin hubungan gue sama Putri, gaje kan?" ungkapnya.

"Wahh, gila nih si hama! Gue udah bilang kan, Yo. Lo itu harus milih satu diantara dua cewek itu. Dan saran gue lo harusnya milih Putri yang posisinya sebagai tunangan lo, bukan Zeline yang dari dulu cuma gantungin lo kayak jemuran ga kering-kering. Lagian lo juga, lembek ke Zeline tapi keras ke Putri, kalau lo emang mau Zeline jauh dari lo harusnya lo yang lebih tegas ngindarin dia, bukan malas pasrah-pasrah aja." Rio menyimak kata-kata Kenji.

"Tapi lo tau perasaan gue ke Zeline gimana, kan?" Suara Rio terdengar putus asa.

"Tapi apa iya perasaan lo itu cinta? Yakin bukan obsesi doang?"

Pertanyaan Kenji berhasil membungkam Rio, jika di tanya seperti itu Rio jelas tidak akan tau apa jawabannya.

"Huh, gue ikutan pusing mikirin kisah cinta lo ini. Gue mau nyari pasangan buat ke party nanti." Usai mengucapkan itu Kenji pergi entah kemana. Semoga saja ada cewek Kusuma yang khilaf dan mau menjadi pasangan Kenji.

Sementara Rio, kepalanya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tak ia ketahui. Memang benar, urusan cinta lebih rumit dibanding masalah logaritma.

Tanpa sengaja netra Rio bertubrukan dengan manik coklat milik Putri namun belum lima detik gadis itu sudah memutus kontak mata mereka, apa ada yang salah?

Rio beranjak ingin menghampiri Putri namun melihat keberadaan Zeline laki-laki itu malah kabur. Ini benar-benar bukan Rio, karena biasanya dialah yang mencari Zeline bukan malah menghindari gadis itu.

Putri mencebik melihat kepergian Rio.

'Apa yang lo harepin, Put? Lo berharap dia nyamperin lo? Haha, ga akan,' batin Putri tersenyum miris.

.
.
.

Putri mengernyitkan dahinya begitu memasuki Venus Club, salah satu bar yang cukup terkenal di kota ini.

"Bang, mau kemana?" Putri mengeratkan genggamannya pada lengan Jamal saat Abangnya itu ingin pergi.

"Mau ke temen Abang, Put." Jamal menatap Adiknya itu. Sejak awal ia tidak setuju jika Putri ikut ke acara ini.

01:Creating Destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang