Magenta Gama Tama dimasa lalu adalah figur lelaki yang sangat diidam-idamkan oleh para wanita. Sebuah keberuntungan bahwa beliau memiliki paras yang baik, keberuntungan tersebut membawa banyak privilege untuk dirinya. Mudah dikenal, cukup sebut 'Mage' maka hampir satu sekolah mengenalinya. Gerak-gerik kecil, kekurangan, kelebihan mengundang kritik dan pendapat tiap-tiap orang. Maka dari itu, seringkali terjadi kesalahpaham ataupun pertengkaran antara Mage dan pihak lain. Wanita mengantri untuk mencuri perhatian nya. Tetapi, berbeda dengan siswi itu. Siswi cantik yang sejak awal menarik perhatian nya. Terdengar klise namun nyata adanya. Siswi tersebut terus menghindar, tapi Mage pantang menyerah.
Singkat cerita, terkait lah umpan pada kail pancing. Sebulan, dua bulan, kian hari tidak ada tanda-tanda aneh ataupun pergerakan. Bulan ketiga sikap sang pujaan hati berubah secepat kilat.
Pada saat itu entah kenapa beliau yang sial atau Mage yang bodoh. Ia tetap mau mempertahankan perempuan itu untuk menjadi kekasihnya.
Bukan perempuan lemah lembut, penyayang, pengertian, dan ke-ibuan. Yang ia pertahankan adalah seorang perempuan brandal, kasar, yang jauh dari kata ke-ibuan. Berkali-kali perempuan itu ingin meninggalkan Mage, berkali-kali juga Mage ingin menahannya. Disaat luka fisik dan batin yang Mage dapatkan, ia tetap bertahan. Karena satu kata keramat.Sayang
Beberapa kali Mage memohon kepada perempuan itu untuk tidak meninggalkannya.
"Kamu abis kemana tadi?"nada bicaranya seakan-akan mengintimidasi. Tatapan mata perempuan itu tak lepas dari kekasihnya yang sedang memakai sabuk pengaman.
"Aku gak kemana-mana!" Mereka berdua seperti beradu nada tinggi kala itu.
"Kalau gak kemana-mana kenapa telat jemputnya sih! Capek aku nungguin kamu! Kalau kamu telat jemput terus mending aku minta jemput sama Rangga deh!"
"Cukup!"
"Kenapa kamu bawa-bawa Rangga!""Karena Rangga gak pernah telat kayak kamu!"
"Aku telat cuma 20 menit, kamu kenapa jadi gini sih? Apa-apa harus diturutin."
"Jadi kamu nyalahin aku! Ge? Kamu udah berani ya sama aku, mau putus?"ancamnya.
Saat mendengar kata 'putus' Mage langsung menatap kekasihnya itu dengan wajah memelas. Dalam hati, perempuan itu bersorak menang. Pada akhirnya, keributan apapun yang mereka buat, perempuan itulah yang menang.
"Kok gitu ngomongnya?"nadanya merendah. Tatapannya seperti takut kehilangan, apa yang sudah ia miliki. "Aku janji gak akan telat lagi dan buat kamu nunggu selama itu," ucapnya serius.
Perempuan itu tersenyum kecil melihat raut wajah kekasihnya, "udah buruan! Mau istirahat, nanti malem ada janji." Bukannya menyalakan mesin, Mage malah kembali menatap kekasihnya. Bahkan dengan sangat lembut memegang pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXICLOVE (REVISI)
ChickLit"Kamu pukul aku, kamu jepit aku, kamu jambak aku. Apa itu yang kamu bilang sayang? Tubuh aku, mental aku..kamu rusak." "Aku capek." Hubungan yang biasa kita sebut toxic relationship berakar pada permasalahan di masa lalu. Trauma yang membuatnya mela...