1

310 6 3
                                    

Seorang pria yang sedang duduk di balik jendela kantornya yang luas itu hanya menghela nafasnya. Pria bermata biru itu dengan rambut cheesenut itu kebosanan didalam ruangannya. Dia lalu meninggalkan ruangan nya dan pergi menuju Starbucks.

Seorang gadis merapikan rambut coklat nya sambil bersenandung riang. Dia memoleskan lipbalm berwarna peach di bibirnya itu.

"Ready" ujar gadis itu berlari ke luar dari kamarnya menuju dapur. Dia memandang foto besar di ruang tamu nya itu sambil tersenyum.

"Mama Daddy doakan aku diterima. Aku tahu kalian lagi berlibur ke Australia sambil menjenguk Reno. Semoga Dewi Fortuna mendukung hari ini" girang gadis bermata coklat itu. Dia segera memakai high heels nya yang 5 cm itu dan melihat dirinya di depan kaca full body nya. Gadis itu memiliki badan yang berisi tetapi dengan ciri khas poni tipis didahinya membuat dirinya lebih muda dari usianya yang memasuki 21 tahun. Dia menarik nafasnya pelan dan menghembuskan nya.

"Ayo Reina semangat" girang gadis itu yang bernama Reina. Saat ini dia mau melamar di perusahaan Johson yang dekat dengan apartemennya. Sudah 3x dia ditolak oleh beberapa perusahaan karena memiliki badan yang berisi itu.

"Semoga aku diterima" ucapnya sambil mendengarkan lagu di earphone nya. Dia menyalakan musik di handphone iPhone 11 nya yang berwarna ungu itu.

Sesampai di perusahaan Johson company itu Reina terkagum-kagum melihat gedung yang sangat tinggi dan megah itu. Mata coklatnya berbinar-binar.

"Cantik sekali" puji Reina memasuki kantor itu dan melihat resepsionis yang baru menyambutnya.

"Selamat datang apa yang bisa saya bantu?" Tanya wanita resepsionis itu.

"Oh selamat pagi nona dimana ya ruangan HRD Mr Thomas Edison? Saya ingin melamar pekerjaan disini" tanya Reina dengan sopannya. Wanita itu menunjukkan lift.

"Nona bisa ke lantai 45 lalu belok kanan dan ada pintu bertuliskan HRD" jelas wanita itu membuat Reina mengangguk.

"Baiklah terimakasih" ujar Reina sambil tersenyum. Dia memasuki lift itu. Tiba-tiba ada tangan yang menghalangi pintu lift itu tertutup.

"Tunggu" ujar pria itu sambil membawa segelas kopi espresso nya. Pria itu menekan tombol 45 dan lift tertutup. Reina yang berada di samping kanan pria itu meliriknya sekilas.

' tampan nya' puji Reina dalam hatinya. Pria itu melirik Reina yang sedang membawa CV itu. Pria itu tersenyum kecil.

"Siapa namamu?" Tanya pria berpakaian formal abu-abu itu menolehkan kepalanya ke arah Reina. Reina menjawabnya dengan halus.

"Aku Reina. Reina Adora Smith" jawab Reina menyunggingkan senyumnya. Pria itu mengangguk pelan dan meneguk kopinya.

"Kau melamar pekerjaan disini?" Tanya pria itu kembali. Reina mengangguk pelan.

"Iya" jawab Reina pelan. Pria itu menatap Reina dari atas ke bawah itu.

"Apa alasanmu untuk melamar disini? Apa kau tahu kalau orang yang melamar disini harus memiliki badan yang profesional?" Tanya pria itu lagi membuat Reina terdiam. Reina memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya.

"Alasan aku ingin bekerja di sini adalah aku ingin menunjukkan bahwa wanita gemuk sepertiku bisa menjadi wanita karir yang dia impikan. Aku selalu di cap sebagai pemalas karena aku ini gemuk tapi aku berusaha untuk menunjukan kemampuan ku di bidang yang aku suka. Walau orang-orang mendiskriminasi perbedaan tapi orang-orang berhak untuk sukses dan kebahagiaan itu sendiri. Tidak peduli keyakinannya yang berbeda,ras yang berbeda,warna kulit yang berbeda, gender yang berbeda,dan derajat yang berbeda. Tapi mereka berhak untuk kebahagiaan dan kesuksesan mereka walau mereka memiliki kekurangan,tapi itu tidak menghambat untuk mencari kebahagiaan itu" Reina memandang CV nya yang ke 5 itu.

"Seandainya pemilik kantor ini bisa mengerti apa yang aku jawab tadi" lirihnya membuat pria disampingnya itu hanya tersenyum memandang nya.

"Akan aku antar kau ke HRD" akhirnya mereka sampai di lantai 45. Pria itu mengantar Reina ke ruangan HRD dan terdapat seorang pria setengah baya yang menandatangani surat itu. Ternyata itu Thomas. Pria itu langsung berdiri di tempatnya.

"Selamat datang tuan Johnson. Apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Thomas pada pria itu yang duduk di kursinya. Reina membelak matanya itu. Ternyata selama 10 menit dia bersama dengan pemilik kantor ini yang terkenal akan ke suksesnya dan ketampanannya.

' sial ' umpat Reina dalam hatinya. Pria itu berdiri dan mengambil CV Reina yang berada di tangan nya.

"Kau ku terima sebagai sekretaris ku" Reina dan Thomas terkejut mendengarnya.

"Tuan bagaimana bisa kau menerimanya? Dia belum aku wawancarai" tanya Thomas pada pria itu yang mau menghampiri Reina yang terdiam sambil melebarkan matanya.

"Karena dia sudah aku wawancara didalam lift. Aku hanya basa-basi padanya dan aku menanyakan apa alasannya dia ingin bekerja. Aku tertarik mendengarnya dan inilah orang yang aku butuhkan" pria itu memberikan tangannya di depan Reina.

"Bodohnya aku perkenalkan aku Arthur Johson. Kau aku terima sebagai sekretaris pribadi ku" sapa Arthur pada Reina yang masih terdiam itu. Arthur terkekeh dan melambaikan tangannya itu di depan wajahnya.

"Ini bukan mimpi nona Smith. Ini nyata" ucap Arthur membuat Reina tersadar dari diamnya.

"Yang benar tuan?" Tanya Reina tak percaya. Arthur mengangguk kepalanya sambil tersenyum.

"Senin kau boleh bekerja disini. Thomas akan mengarah kan mu sebagai sekretaris ku" jawab Arthur dan Reina menjabat tangan Arthur yang kekar itu.

"Terimakasih tuan" Reina berusaha menahan haru. Arthur tersenyum melihat ekspresi wajah Reina yang terlihat imut itu.

"Kau boleh pulang" ujar Arthur. Reina mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan itu. Dia keluar dari gedung itu dan berloncat-loncat kegirangan.

"Yesss aku bekerja" girang Reina pergi meninggalkan kantor megah itu sambil bersenandung kecil.

Arthur yang melihat Reina di jendela kantornya nya itu tersenyum melihat tingkah Reina itu. Dia membalikkan badannya menuju laci mejanya. Dia mengeluarkan handphone iPhone 4 dan membuka galeri foto. Arthur melihat foto seorang pria SMA dan gadis berambut cokelat berusia 12 tahun itu. Tiba-tiba Thomas datang memasuki ruangan Arthur.

"Tuan.." Thomas melihat Arthur tersenyum seringai sambil menatap nya.

"I find her" paraunya sambil tersenyum seringai. Thomas panik melihat ekspresi tuan besarnya itu.

"She's mine" lirihnya kembali.

Reina sedang membawa kantung plastik berisi hotdog hangat dan sebotol air mineral. Di tangan kanannya dia memegang hotdog nya dan melahapnya sambil berjalan.

"Memang kalau orang senang pasti bawaannya makan" girangnya memakan hotdog itu. Langkah Reina terhenti melihat seorang gelandang memegang perutnya. Reina merasa iba dan menghampiri pria gelandang itu. Dia mengeluarkan uang di dompetnya.

"Tuan aku ada hotdog dan air. Kau makan ya. Dan juga uang untuk beli obat dan makan malam" ujar Reina memberikan kantung itu dan juga beberapa lembar uang. Gelandang itu terharu apa yang Reina berikan.

"Terimakasih nona. Semoga kau diberkati kebahagiaan oleh tuhan" ucap pria itu dan Reina hanya tersenyum.

"Sama-sama" Reina meninggalkan gelandang itu dan pergi ke apartemennya nya. Sesampai di apartemennya Reina berbaring di sofanya yang berwarna ungu itu sambil menaikkan kakinya.

"Wajah pria itu sepertinya familiar bagiku. Tapi siapa ya?" Dia mengambil remote tv dan menyalakan acara tv kartun yang baginya lebih menarik daripada gosip. Reina tersenyum dan menikmati segelas jus.

"Terimakasih tuhan" ucap Reina menikmati harinya itu.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now