20. PENYERANGAN!

3.8K 203 8
                                    

HAI GILOV!
AKOH DATANG LAGI!
SEBELUMNYA AKU MINTA KALIAN UNTUK
VOTE! DAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU!

MAAFKAN TYPO YANG SUKA MERESAHKAN WARGA POSESIF GILDAN





"kami melindungi Sma Angkasa. Sekolah kami. Salah kalau kami melindungi tempat belajar kami?"
-Gildan Ragasa

20. PENYERANGAN!

Segerombol murid dari kelas IPS berlari berbondong-bondong ke arah memencar. Hampir sebagian dari mereka berlari dengan ketakutan. Aku dan Bulan heran melihat keadaan yang begitu ricuh.

"CARI TEMPAT AMAN! SEKOLAH KITA DI SERANG!" teriakan nyaring itu berasal dari seorang cowok yang juga ikut berlari dengan tongkat besi yang dia angkat ke atas.

Sma Angkasa di serang. Itu yang terjadi sekarang. Aku dan Bulan langsung ikut berlari ketakutan. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini pertama kali terjadi dalam sejarah Sma Angkasa.

"GILDAN MANA?" tanyaku pada Reza yang berlari berpapasan denganku.

"Dis,  minggir!" Reza buru-buru ingin menuju kelas IPS bagian ujung. Kelas dimana penyerangan itu terjadi.

"GILDAN MANA REZA!" aku mengguncang bahu Reza panik.

"Gildan di warbul! Dia nggak tau apa-apa soal ini!" jawab Reza.

Aku melepas tanganku dari bahunya.

"WOI ZA! SINI ANYING!" teriak Atlas dari arah berlawanan,  "SI GILDAN NGAMUK BANGSAT!" tambahnya membuat aku melotot kaget.

"GILDAN DI MANA? BUKANYA DIA DI WARBUL?" tanya Reza.

"di lorong IPS ujung bego! Bantuin anying! Yang lawan Gildan gede-gede banget badanya njing!" ujar Atlas membuat Reza langsung bergerak cepat menemui Gildan.

Aku dan Bulan langsung mengukuti nya. Kami berlari di belakang Reza dan Atlas.

Aku menengkan jantung yang masih berdetak cepat akibat berlari terlalu cepat. Tapi ini tidak ada apa-apanya di banding melihat Gildan yang sedang berdiri tegak dengan tongkat besi yang ada di tangan kanannya. Cowok itu lalu melemparkan tongkat besinya kepada Reza. Dengan tepat sasaran Reza dapat menangkap tongkat besi itu. Lalu Gildan mengikat slayer merah pada dahinya. Membuat cowok itu semakin terkesan badboy.

Aku dan Bulan di tahan oleh Atlas. Cowok itu menjaga kami dengan ketat agar kami tidak bisa masuk ke dalam area Gildan dan segerombol preman itu. 

"SIAPAPUN YANG BERANI DATENG KE SINI. APALAGI TUJUANNYA BUAT BIKIN KERUSUHAN. MEREKA NGGAK AKAN KELUAR TANPA BABAK BELUR."

Gildan bersuara tegas kepada beberapa lawannya. Orang-orang berbadan besar yang berani menyerang Sma Angkasa.

"basat gue ketinggalan!" ujar Jo yang datang terburu-buru dengan Fahri dan Bintang.

"ini kenapa preman bisa masuk sekolah kita?" tanya Fahri masih panik.

"tanya aja sama emak lo! Ribet amat!" jawab Atlas.

"eh kutil biawak! Ini pasti kerjaan geng lo kan njing?" tuduh Jo pada Atlas.

"KENAPA GUE NYET! Gue nggak tau menau!" jawab Atlas.

Suara pecahan kaca membuat semua orang yang ada di sini tertuju pada sumber suara itu. Kaca kelas yang pecah karena lemparan batu dari sang preman-preman itu.

"MAJU LO JINGAN!" seru Reza membanting tongkat besinya sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

"JAGA BELAKANGA TLAS" perintah Gildan pada Atlas, "JANGAN ADA YANG BERANI-BERANI MASUK KE AREA SINI," ujar Gildan memperingati seluruh murid yang berada di bagian belakang Gildan.

Posesif Gildan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang