10. Surat izin mencintai

6K 248 3
                                    

Halo semua! VOTE DULU YA GUYS!
VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW!
Selamat membaca <3

Revisi: 23/01/22
Pulish awal: 25 November 2020

-Revisi tanda baca dan beberapa kata yang kurang tepat-

"Kita emang gak pernah tau apa yang akan terjadi dimasa depan. Tapi apa salahnya kalo kita mencoba menentukan masa depan kita sendiri?"
-Bulan Batari

"Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing."
-Gildan Ragasa

10. Surat izin mencintai

Hari ini Bulan, Bintang, Jo, dan Fahri main ke rumahku. Sebenarnya kami sudah merencanakan ini sudah dari beberapa minggu yang lalu. Tapi baru sekarang rencana itu bisa terlaksana.

"SUMPAH GUE GAK SUKA! INI KUCING TOLONG MASUKIN KANDANG! Tolong woi siapapun yang baik yang buruk," Jo marah marah sendiri, ketakutan karena Hana si kucing putihku terus terusan lompat didekat Jo.

"Biarin aja biarin. Biar dia ketakutan sendiri," ketawa Fahri sambil menguyah kacang sukro, bersantai nontonin Jo.

Aku tidak mau membantu Jo. Biarin saja dia ketakutan sendiri. Hitung-hitung hukuman karena dia suka meledekku di sekolah.

"Hana cantik, samperin Jo ya! Peluk Jo nya sana!" aku sengaja menyuruh Hana mengganggu Jo. Membuat Jo semakin ketakutan.

"LO MAH TEGA, DIS. PARAH LO!"

Kami menertawai Jo. Wajahnya sangat lucu saat dia ketakutan. Tapi akhirnya Hana tetap aku bawa masuk. Kasian Jo tidak nyaman.

Aku mengamati Jo yang sedang rebahan disofa, anak itu benar-benar tidak tahu tempat, "gak di sekolah gak di rumah. Rebahan terossss!" sindirku lalu duduk.

"Udah sebelas duabelas sama bangke dia mah, Dis," sahut Fahri.

Jo bangun, cowok itu mengucek-ucek matanya lalu menyugar rambutnya ke samping. "Ada apa gerangan ini?" tanya Jo polos.

"Iler tuh ilerrr. Bikin pulau kok di pipi!"

Jo langsung mengusap pipinya panik.
"Serius?! Serius gue ngiler? Ya Allah masa seorang Jo Ahmad anak paling ganteng se Rt Daing ngiler sih? Memalukan!" 

"Kerjaan lo tidur doang beloon!" Fahri melempar kacang sukro dan tepat sasaran.

"Anj Fahri," umpat Jo karena sukronya mendarat tepat dahinya, "lagian bukan gue doang kali. Noh Bintang juga! Salahin dia lah. Gue semalem dipaksa maraton flm sama dia noh," Jo mengalahkan Bintang.

"Nonton apaan lo pada? Nonton yang gak gak ya lo? Ngaku lo?"  tebak Fahri mendesak.

"Mana ada! Gue nonton doraemon. Doraemon, Ri, Doraemon," jawab Jo greget.

Si Bulan melirik Bintang. Cewek yang sibuk menulis cerita di hapenya langsung melepaskan hape itu dari tangannya.

"Jadi semalem gak bales chat bukannya tidur tapi nonton?! Wah parah!" Bulan langsung membangunkan Bintang. Pertanda perang akan di mulai.

(Oke aku gak ikutan urusan rumah tangga orang!)

"Eh maaf, Tang. Keceplosan," ujar Jo nyengir saat di tatap sinis oleh Bintang.

"Udah-udah gak usah pada ribut. Mending urusin ini kita mau kemana?" tanyaku tidak mau ribut berlama-lama karena waktu semakin sore.

Rencananya hari ini kami akan pergi ke luar. Karna sudah lama juga tidak jalan-jalan bareng. Tapi belum tau mau kemana,  makanya aku minta pendapat.

Posesif Gildan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang