33. JEBAKAN

2.8K 150 18
                                    

Temen-temen jangan lupa Vote ya! Follow bagi yang belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Temen-temen jangan lupa Vote ya!
Follow bagi yang belum.
Biar gak sider coba tinggalin jejak kalian.

Bertindak bodoh adalah salah satu ciri orang yang gak punya otak.
-PosesifGildan

33. JEBAKAN

Aku berjalan dengan sangat hati hati. Menapakan kaki sepelan mungin agar tidak menimbulkan suara langkah kaki yang terlalu keras. Suara berisik khas anak-anak  Ips mulai terdengar. Sangat heboh melebihi bising nya kelas Ipa. Bahkan aku mulai mendengar suara tubrukan-tubrukan serta seruan yang sangat keras. Ya, mereka sedang bermain kuda tubruk.

Aku sudah sampai pada jendela paling ujung kelas Gildan. Aku mengintip, ingin memastikan bahwa Gildan aman dan berada didalam kelas tanpa lecet sedikitpun. Otak kecilku kembali memutar pesan yang ku baca kemarin. Pesan tetang Bang Dandi yang menyuruhku untuk menunggu tanggal mainnya. Aku sangat tahu apa arti kalimat itu. Aku memang bodoh, tapi soal kalimat yang Bang Dandi kirim, aku sangat tahu apa maksudnya.

"Gildan, kok, gak ada?"

Bingung. Ya, Aku kebingungan. Dahiku mengerut. Mataku langsung menyorot kesetiap sudut kelas Gildan. Mencari-cari keberadaan cowok itu, memastikan dengan teliti kalau dia benar-benar tidak ada.

Kemana Gildan? Hari ini dia bolos lagi kah? Masalahnya, sejak tadi pagi, nomor hape Gildan tidak aktif. Dia juga tidak mengabari kalau dia tidak menjemput aku hari ini. Gak mungkin, 'kan kalau dia masih marah soal kemarin? Itu semua sudah lewat.

Bola mataku membulat saat mendengar suara langkah seseorang yang mendekat.  Mataku mendadak menutup, mulut dan hati berlomba-lomba berdoa. Berharap itu bukanlah bahaya yang sedang mendekat.

"DOR!"

Aku menjerit kaget. Lagi-lagi Reza si cowok rese. Dia cengegesan pas ngeliat muka ku yang bereaksi berlebihan. Sungguh itu membuat ku kesal.

Tapi, kali ini dia tidak berdua dengan Atlas. Melainkan berdua dengan cewek. Aku sedikit mengenal cewek itu. Bukan kenal gimana-gimana, tetapi kenal wajah saja.

"Muka lo jelek banget, Dis. Gue jamin Gildan langsung ilfeel kalo liat muka lo tadi," ujar Reza sambil gak berhentinya menertawai.

Aku menatapnya jengkel. Gondok parah, coba aja gak ada adik kelas yang dibawa sama Reza. Udah aku pastiin Reza bakal habis kena jambak.

"Sinting," gumamku sebal.

"Kak, aku balik kelas duluan, ya," ujar cewek yang datang bersama Reza.

Dari cara ngomongnya yang sok halus aku bisa menebak, kalau dia tipe cewek yang sok imut si depan cowok, dan sok jaim. Padahal aku pernah liat dia pas ngerumpi bareng temen-temennya. Dan dia yang paling kenceng suaranya pas ngomong dan ketawa.

(Duh, jiwa julid ku bangkit)

Si Reza mengangguk menanggapi, gak lupa mukanya sok ganteng gitu, bikin mual.

Posesif Gildan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang