CINTA SEDERHANA

3.6K 173 12
                                    

SPESIAL GABUT GENGS

JANGAN LUPA VOTE!

HARUS PLEASE:)

Malem banget. Yang masih bangun ada gak ya wkwk

Happy Reading!

Hai. Gue Gildan Ragasa. Kata Disa di awal paragraf, gue harus ngedeskripsiin diri gue sebagai perkenalan diri. Jadi gue mau kasih tau kalau gue ganteng, ketua geng tanpa nama, dan sorry. Gue udah ada pacar.

Gue nulis bagian ini khusus buat Disa. Dan karena terpaksa, pacar gue itu sudah jago maksa sekarang. Gue gakpapa, yang penting gue tetap sayang dia. 

Dia bilang "Gildan jelek, kamu mau yah tulis sesuatu buat aku. 1 bab aja! Buat nambah nambahin bagian cerita wattpad kita Gildan! Yah, aku mohon. Demi cinta kamu ke aku pasti kamu mau!"

Gue kalah. Kalau soal demi cinta gue ke dia, gue rela ngelakuin apapun buat dia. Bucin, itu yang orang pikir tentang gue. Tapi sekali lagi sorry, gue nggak peduli, karena itu cara gue buat tunjukin rasa sayang gue ke dia.

Disa Arine. Cewek aneh dengan cita-cita aneh yang dia miliki. Ingin jadi pacar dari cowok ganteng, baik, lemah lembut, dan perhatian. Gue miris, ada banyak hal yang gak gue punya pada saat gue mengetahui kriteria cowok idaman dia.

Gue ganteng, gue baik tapi gue nggak sebaik itu, gue lemah lembut? Itu hanya harapan yang nggak akan pernah jadi kenyataan, gue perhatian? Nggak, mau ada orang jatuh dari motor didepan gue kek, gue tetap nggak akan tolongin. Tapi Allah SWT.  Sayang sama gue, dia meridhoi gue buat berubah.

Gue ganteng, nambah. Gue baik? Baik ke Disa dan 2 teman dekat gue. Gue lemah lembut? Ke Disa gue bisa lemah lembut, bahkan sangat, karena gue mau menjadi selembut sutra saat bersama Disa. Gue juga jadi perhatian, perhatian ke Disa, Disa, Disa, dan hanya Disa. Karena gue berubah karena Disa dan untuk Disa. Oh, tidak. Hidup gue hanya untuk Disa dan tentang Disa.

"DISA, GUE BUCIN BANGET SAMA LO."

Refleks kata-kata itu keluar dari mulut gue. Membuat Disa yang lagi tiduran dikedua paha gue bangun dengan muka yang masih cengo.

"Gildan, apan sih teriak-teriak? Ganggu mimpi aku aja tau nggak!" Disa marah, gue berhasil menghancurkan mimpinya.

"Mimpi apa memangnya?" tanya gue penasaran.

"Mimpi punya pacar ganteng, baik, lemah lembut, perhatian. Hampir aja aku dicium sama itu cowok ganteng!" jawabnya sambil pindah posisi yang tadinya tiduran dikedua paha gue menjadi duduk disamping gue.

Dalam hati gue marah. Bisa-bisanya dia mimpiin cowok lain?

"Cuma mimpi, Sa. Padahal kamu udah punya yang nyata, loh."

Disa ngelirik dengan wajah bete. Gue selalu suka liat wajahnya. Mau wajahnya lagi ceria, senyum, nangis, bete, ngambek. Gue selalu suka. 

"Memangnya kamu ganteng?" tanya Disa, beberapa detik kemudian dia baru sadar, "iya, sih ganteng. Banget malah."

"Iya, sih, Dan. Kamu perfect banget," katanya. Gue salting, tapi gue jago menutupi ekspresi.

"Kamu perfect banget, Gildan. Aku beruntung banget punya kamu. Sayang banget sama Gildan," tambahnya.

Kali ini gue kalah. Senyum gue melengkung lebar karenanya.  Sedetik kemudian, entah setan apa yang merasuki gue, gue mendaratkan satu ciuman ke pelipis cewek itu. Membuat Disa mematung beberapa detik.

"Gi-gildan? Tadi itu?"

"Sa, bukan kamu aja yang beruntung. Tapi aku juga. Banget, Sa. Aku beruntung banget punya kamu," ujar Gue mengabaikan kebingungan Disa.

Posesif Gildan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang