8. Don't judge a book by its cover

5.5K 269 3
                                    

Pertama-tama VOTE ya gais!
Selamat membaca

Puplish awal: 16 november 2021
Tanggal revisi: 22 Januari 2022

-Revisi tanda baca dan beberapa kata kata yang kurang tepat-

"Berhenti berpikir kalo orang yang ada di sekitar lo itu orang baik. Sebaik apapun orang itu di mata lo. Mereka pasti punya sisi buruknya. Karna kenyataanya koin selalu mempunyai dua sisi."
-Dandi Digdaya


8. Don't judge a book by its cover

Kantin pagi ini ramai dengan tawa aku, Reza, dan Atlas. Kami bertiga bercerita tentang hal hal random, sesekali membicarakan orang. Tadi niatnya ke kantin cuma mau beli pulpen, tapi karena Reza dan Atlas manggil dan ngajak gabung, jadilan aku berakhir disini sekarang.

Ditengah tengah obrolan, Bulan dan Bintang menghampiri meja kami. Dua orang bucin itu ikut bergabung, tentu saja kami menerima kehadirannya dengan senang hati.

"Woi Bro!  Apa kabar? Makin nempel aje nih gue liat liat," Reza bersalaman dengan Bintang, salaman ciri khas anak cowok.

"Jelas makin nempel lah, si Bintang mah setia sama satu cewek. Memangnya elo, Za. Kerjaanya cuma nyari cewek doang tapi kaga di kasih kepastian," sahut Atlas membuat Reza ciut.

"Keras banget omongan lo, Tlas," kata Reza ngambek.

"Kenyataan brodi," balas Atlas tega.

Aku ketawa puas. Akhirnya Reza ternistakan.

"Gildan kemana? Tumben gak keliatan," tanya Bintang sambil duduk disamping Reza.

Pas banget Bintang bertanya, Gildan masuk ke dalam kantin, menggendong tas dengan satu tangan. Apa ini yang dinamakan panjang umur?

"Widih, baru banget ditanyain udah dateng aja. Panjang umur lo, Dan," ujar Atlas, lalu bergeser sedikit, memberi spase untuk Gildan duduk.

Kehadiran Gildan membuat indra penciumanku terpanggil, wangi mint ciri khas cowok cool benar benar tercium. Bukan cuma itu, kehadiran Gildan juga membuat beberapa orang yang berada dikantin jadi semakin mengamati meja kami. Alasannya ya karena ada Gildan. 

"Gildan semenarik itu ya? Sampai orang orang liatin meja kita gini," bisik Bulan.

"Gak tau," jawabku sebal.

Jujur ketika orang orang memperhatikan Gildan, aku merasa ada semacam rasa kesal. Bukan cemburu, tapi iri.

"Gildan yang diliatin gue yang merasa ganteng," Reza nyengir pede.

"Geli bego Za. Ganteng kaga menyedihkan iya muka lo," ceketuk Atlas pedas.

"Ada masalah apa lo sama gue? Dari tadi gue liat liat menjatuhkan gue mulu lo," ujar Reza dongkol.

"Lo memang pantes dijatuhkan Za," tawa Bintang.

"Tega lo semua," Reza ngambek," tapi beneran ini mah. Si Gildan bikin meja kita jadi pusat perhatian cewek cewek," tambah Reza memang benar.

"Gak usah diurusin," kata Gildan.

Gildan tidak peduli. Memang kata Reza, Gildan tidak pernah memedulikan cewek cewek yang merhatiin dia atau cari perhatian sama dia. Bahkan ketika seseorang memberikan dia coklat atau surat cinta, Gildan malah memberikan itu semua pada Reza dan Atlas.

Posesif Gildan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang